Created on Friday, 02 August 2013 11:39 Published Date
Jakarta, GATRAnews - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyatakan bahwa penjualan semennya tahun ini akan menemui hambatan. Faktornya adalah inflasi, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai kenaikan uang muka pada rumah kedua dan ketiga. Menurut Corporate Secretary Indocement Sahat Panggabean, inflasi akan menekan penjualan semen perseroan yang sekitar 70% nya berasal dari residence atau perumahan tapak.
"Mungkin ada tekanan karena harga semen naik, dan kebijakan kenaikan DP rumah dari BI, inflasi pada semester dua juga mempengaruhi penjualan semen, kita masih kaji potensi penurunan," katanya di Jakarta, Kamis (1/9).
Pada semester pertama tahun ini indikasi penurunan penjualan sudah terlihat dari penurunan market share Indocement yang hanya mencapai 30,9%, dari market share pada semester I 2012 yang mencapai 33%.
Penurunan market share Indocement karena kenaikan volume penjualan perseroan pada semester pertama 2013 hanya naik 0,7% menjadi 8,81 juta ton dari penjualan pada semester I 2012 yang sebesar 8,75 juta ton.
Sahat menuturkan, kenaikan yang kecil itu karena lambatnya pertumbuhan semen perseroan jika dibandingkan dengan permintaan semen domestik nasional yang mencapai 7,5%. Sedangkan, volume penjualan domestik perseroan hanya tumbuh 0,5% dari 8,69 juta ton menjadi 8,73 juta ton pada semester II 2013.
Sementara, Direktur Keuangan Indocement, Tju lie Sukanto, mengakui meskipun adanya tekanan, Indocemet masih menargetkan penjualan semen mencapai 16 juta ton pada tahun ini.
"Kebutuhan properti tidak akan menurun jika kita lihat kebutuhan perumahan masih tinggi karena keterbatasan supply dan jumlah pembeli perumahan secara tunai juga terus menaik jadi potensinya masih besar, dan tantangannya ada di harga, ini yang masih kita kaji lagi mengenai kenaikannya," jelasnya. (*/DKu)
Berita Lainnya :