Created on Wednesday, 21 August 2013 19:31 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terus melemah. Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (BI) rupiah memiliki nilai tengah Rp 10.723 per dolar AS, dengan kisaran Rp 10.669-Rp 10.777 per dolar AS. Sementara menurut Bloomberg rupiah berada pada level Rp 10.941 per dolar AS dengan kisaran Rp 10.706-Rp 11.080.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan, kemungkinan pasar Asia akan rebound setelah dua hari terakhir mengalami koreksi, terlihat dari indeks future-nya. Sementara untuk IDR masih dalam kisaran yang sangat rawan.
"Tekanan di pasar non delivery forward (NDF) masih berlanjut membuat IDR cenderung bergerak di kisaran antara Rp 10.700-Rp 10.800 per USD," katanya dalam riset Samuel Sekuritas, Rabu (21/8).
Sementara itu, lanjut dia, isu ekonomi yang turut mempengaruhi pergerakan Rupiah adalah, defisit transaksi berjalan kuartal ketiga 2013 bisa ke 2,7% dari PDB. BI memperkirakan defisit transaksi berjalan akan menjadi 2,7% dari PDB di kuartal ketiga 2013 mendatang, turun dari 4,4% dari PDB pada kuartal dua 2013.
"Perkiraan ini memfaktorkan kemungkinan menurunnya impor migas. Neraca minyak mencatat penurunan, Tren turun tersebut diyakini akan berlanjut pada triwulan ketiga mendatang," tutur Lana.
Sementara itu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami rebound hari ini. Pada penutupan perdagangan hari ini IHSG ditutup naik 43,47 poin atau naik 1,04% ke level 4.218,45.
Indeks LQ45 naik 8,98 poin atau 1,3% menjadi 696,15, Jakarta Islamic Indeks (JII) menguat 11,27 poin atau 2% menjadi 572,63, dan indeks IDX30 naik 4,25 poin atau 1,2% menjadi 356,57.IHSG ditutup dengan 102 saham melemah, 177 saham menguat, dan 82 saham bergerak stagnan. Meski demikian, transaksi terjadi cukup tinggi, dengan total transaksi sebesar Rp 5,751 trilyun dari 5,091 milyar lembar saham diperdagangkan.
Sektor-sektor penopang IHSG bervarisi seperti, sektor industri dasar naik 3,9%, konsumsi naik 1,5% dan properti 0,6% dan perdagangan 0,8%. Sementara sektor perkebunan naik 2,9%, infrastruktur naik 1,8%, manufaktur naik 1,6%, dan tambang naik 1,1%. (*/DKu)
Berita Lainnya :