Mullah Omar diperkirakan tinggal di Pakistan sejak lari dari Afghanistan tahun 2001.
Pemimpin Taliban di Afghanistan, Mullah Omar, mengatakan mereka tidak berusaha memonopoli kekuasaan ketika pasukan asing mundur dari negara tersebut tahun depan.
Dalam pernyataan menjelang Idul Fitri, ia menambahkan Taliban akan berupaya mencapai pemahaman dengan rakyat Klik Afghanistan untuk mewujudkan yang disebutnya pemerintahan inklusif berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
Mullah Omar, yang bersembunyi sejak 2001, juga kembali mengecam rencana pemilu tahun depan, yang menurutnya hanya membuang waktu saja.
Menurutnya pemilihan umum tersebut secara 'de facto berlangsung di Washington' dan tidak ada gunanya untuk berpartisipasi.
"Dan untuk drama penipuan di bawah nama pemilihan 2014, rakyat kami yang saleh tidak akan bersusaha payah untuk itu juga tidak akan berpartisipasi," jelasnya.
Wartawan BBC di Kabul, Karen Allen, melaporkan pernyataan Mullah Omar ini dianggap 'tulus' oleh para pengamat.
Pemilihan tahun depan tampaknya akan menjadi ujian penting bagi kemajuan di Afghanistan sejak jatuhnya Taliban tahun 2001.
Dalam pemilihan umum sebelumnya, Taliban menyerukan boikot dan mengerahkan anggotanya untuk menghalangi jalan ke tempat pemungutan suara maupun menyerang para calon yang ikut pemilu dan para pegiat.
Mullah Omar beberapa tahun belakangan biasanya menyampaikan pesan kepada warga Afghanistan beberapa hari sebelum Idul Fitri.
Sebagai orang yang diburu pemerintah Amerika Serikat, ada hadiah sebesar US$10 juta bagi pihak yang bisa memberikan informasi untuk penangkapannya.
Para wartawan memperkirakan dia diyakini tinggal di wilayah Pakistan namun tidak pernah tampil di depan umum maupun menyampaikan pidato langsung sejak melarikan diri dari Afghanistan tahun 2001, setelah pasukan internasional pimpinan Amerika Serikat menjatuhkan Taliban menyusul serangan 11 September di Amerika Serikat.
