Pages

Selasa, 16 Juli 2013

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage // via fulltextrssfeed.com
Serda Ucok Terpikir Balas Dendam Sejak Latihan di Gunung Lawu
Jul 16th 2013, 09:47

YOGYAKARTA - Serda Ucok Tigor Simbolon menceritakan kegalauannya saat latihan perang di Gunung Lawu. Saat itu ia mendengar kabar Serka Heru Santoso tewas akibat dibacok preman. Dia pun mengajak teman-temannya untuk mencari pelaku untuk memberi 'pelajaran'.

Saat latihan perang hutan di Gunung Lawu pada 20-22 Maret 2013, Ucok merasa terganggu pikirannya karena mendengar mantan atasannya tewas.

"Saya cukup terpancing emosi. Pernah saat tugas di Aceh saya dihadang orang dan Sertu Sriyono lah yang mengeluarkan saya dari hadangan tersebut," tutur Ucok saat menjadi saksi di sidang berkas kedua di pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Selasa (16/7/2013).

Dia melanjutkan, teman satu timnya dalam latihan di Gunung Lawu, yaitu Serda Sugeng Sumaryanto, Koptu Kodik, diajaknya mencari preman yang membacok Sertu Sriyono.

"Mereka menolak, takut dicari Danlat (Komandan Latihan). Saya bentak, kamu tidak punya jiwa korsa. Kemudian, saya tinggalkan mereka pergi sendiri," ungkapnya.

Namun, tak lama kemudian, dia disusul kedua temannya tersebut. Lantas, ia mengajak pulang terlebih dahulu ke Markas Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan, Kartosuro, untuk berganti pakaian. Sebab, saat itu pakaiannya masih setengah dinas.

Ketiganya lalu janji bertemu pukul 20.00 WIB di kantin asrama. "Saya datang lebih dulu (di kantin). Ketemu Sertu Tri Juanto sedang makan. Saya mengobrol mengenai dua orang anggota TNI tersebut. Sertu Tri Juanto kemudian mengatakan, kalau yang membunuh Serka Heru Santoso adalah kelompok Decky. Ada empat orang yang sudah ditahan di Polda DIY. Kalau yang membacok Sertu Sriyono adalah kelompok Marcel yang mempunyai kekuatan besar," ujarnya.

Kemudian, diajaknya Tri Juanto untuk mencari kelompok Marcel tersebut. "Hitung-hitungan personel. Tri Juwanto kemudian mencari teman-teman dulu," katanya.

Menggunakan kendaraannya, Avanza bernomor polisi B 8466 XJ, Ucok berangkat bersama Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu Kodik. Saat akan berangkat, dia bertemu Serda Ikhmawan Suprapto dan segera diajak. Diikutilah, kendaraan lain yang dibawa oleh Tri Juanto.

Menurut Ucok, kepergiannya ke Yogyakarta semula untuk mencari Marcel. Dia ingin menghajar sampai babak belur. Namun, sesampainya di Yogya, mereka tidak mendapati orang yang dicari.

Dia pun berinisiatif ke Lapas IIB Cebongan, Sleman, setelah mendapat informasi bahwa penahanan Decky dan tiga rekannya dipindah dari Mapolda DIY ke lapas tersebut.

Sampai di depan pintu Lapas, Ucok mengetok pintu portir dan mengucap salam. "Assalamualaikum. Selamat malam Pak, saya dari Polda mau bertemu empat pembunuh anggota TNI. Saya mau minta sidik jari," katanya.

Kemudian, pintu portir dibuka oleh petugas dan diperbolehkan masuk untuk menemui komandan regu jaga. "Saya langsung masuk, saat itu suasana kondusif, berjalan seperti biasanya," ujarnya.

Saat didesak majelis hakim, adakah ancaman ketika akan memasuki ruang portir dengan menodong senjata serta alasan datang untuk ngebon tahanan, Ucok tetap pada pendiriannya.

"Tidak ada (ancaman senjata untuk masuk)," tuturnya.

Lanjut Ucok, suasana panik dimulai saat dirinya mengawal Kepala Pengamanan Lapas, Margo Utomo, dari rumah dinas di samping gedung lapas menuju ke ruang portir. Margo Utomo mencoba menghubungi seseorang atau atasannya menggunakan telefon genggam untuk memberi tahu ada polisi yang datang.

"Saya takut cover saya terbuka, bahwa saya bukan anggota kepolisian atau Polda. Kemudian, handphonenya saya rebut dan saya suruh tiarap. Saat itulah saya mulai panik," ucapnya.
 

Berita Selengkapnya Klik di Sini

(Ridho Hidayat/Koran SI/tbn)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions