NASIONAL
Selasa, 02 Juli 2013 08:17 wib
K. Yudha Wirakusuma - Okezone
Ilustrasi Okezone
JAKARTA - Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar meminta agar Polri dapat mengedepankan dialog dengan masyarakat Papua. Hal tersebut agar pergolakan di bumi cendrawasih dapat teredam.
"Jadi didengar antara pemerintah pusat, dan perkwakilan masyarakat. Apa keluhan mereka, apa ada kelemahan pemerintah pusat. Kemudian Polri juga harus dibenahi cara mengatasi gejolak disana (Papua) tidak represif," kata Bambang saat berbincang dengan Okezone, Selasa (2/7/2013).
Saya rasa, lanjut bambang, komunikasi dua arah dapat meredam gejolak di Papua. Selama ini saya belum mendengar adanya dialog antara pemerintah pusat dengan perwakilan masyarakat disana. "Kalau tidak ada dialog disana, maka persoalan akan numpuk," ucapnya.
Bambang menambahkan bahwa pemerintah tak perlu ragu untuk mencontoh pola penyelesaian konflik di Aceh. "Dicontoh saat saat menghadapi konflik di Aceh," tukasnya.
Sebelumnya peringatan Hari Bhayangkara ke 67 tahun di Papua, diwarnai pengibaran bendera Bintang Kejora (BK) berukuran panjang 150 sentimeter dan lebar 80 sentimeter.
Pengibaran BK itu terjadi pada pukul 08.55 WIT di Kampung Wandenggobak, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, atau tiga kilometer dari Mapolres Puncak Jaya. Saat itu, anggota Polres Puncak Jaya sedang melaksanakan persiapan upacara Hari Bhayangkara.
Selain pengibaran BK, rentetan lima kali tembakan juga dilakukan kelompok sipil bersenjata di daerah tersebut.
Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian, membenarkan insiden tersebut. Namun, diakui Tito, pengibaran BK itu hanya sebuah pancingan. "Itu pancingan, agar polisi masuk ke wilayah Puncak Jaya, dan mereka bisa menembak anggota. Aksi mereka sudah kami ketahui terlebih dahulu, sehingga tidak terpancing," ujar Tito. (ydh)
Berita Selengkapnya Klik di Sini