Pages

Selasa, 02 Juli 2013

Changes are afoot at Blogtrottr!
By popular request, we're bringing in paid plans with some cool new features (and more on the way). You can read all about it in our blog post.
BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com
Tarif 'super murah' KRL berakhir November
Jul 2nd 2013, 04:56, by BBC Indonesia

Penumpang kereta komuter

Tiket super murah kereta komuter diyakini akan mengatrol jumlah penumpang.

Bersamaan dengan berlakunya sistem tiket elektronik sejak 1 Juli lalu, PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) memberlakukan pula tarif tiket yang sangat murah namun mungkin akan hanya berlaku hingga November.

Tarif murah ini menurut Sekretaris Perusahaan KCJ Makmur Sahera ditopang oleh subsidi besar dari pemerintah, senilai Rp4000 untuk tiap perjalanan.

"Sebelumnya belum pernah ada subsidi untuk penumpang kelas komuter, nah sekarang pemerintah kasih Rp4000 sehingga penumpang tinggal menanggung Rp5000," kata Makmur Sahera pada Dewi Safitri, dari BBC Indonesia.

Dalam skema tarif lama biaya termahal untuk sekali perjalanan komuter dengan jarak terjauh (antara Bogor hingga Jakarta Kota melewati 23 stasiun) mencapai Rp9000, dengan rincian Rp3000 untuk lima stasiun pertama ditambah Rp1000 utnuk tiap stasiun berikutnya.

Subsidi pemerintah memotong drastis tarif tersebut menjadi hanya Rp2000 untuk lima stasiun pertama dan tambahan Rp500 untuk tiap stasiun seterusnya. Akibatnya untuk rute populer seperti Serpong, Bekasi dan Bogor, penumpang hanya perlu membayar antara Rp 2500 hingga Rp3000 rupiah.

"Tetapi setelah November kita belum tahu bagaimana nanti tarifnya, proposal subsidi baru diserahkan Kemenhub pada Kementrian keuangan agar bisa berlanjut."

Dorong pengguna baru

Makmur tak menyebut besaran total subsidi dari pemerintah tersebut namun mengatakan skema ini adalah bagian dari upaya memikat pengguna kendaraan pribadi agar bersedia pindah pada moda transportasi dengan rel ini.

"Tetapi setelah November kita belum tahu bagaimana nanti tarifnya, proposal subsidi baru diserahkan Kemenhub pada Kementrian keuangan agar bisa berlanjut."

"Begitu kita pakai kartu elektronik sudah mulai nampak para penumpang yang hanya (naik) satu relasi, dari satu ke stasiun berikut," tambah Makmur untuk menegaskan besarnya minat pengguna jalan beralih pada kereta komuter.

Harga tiket yang sangat murah diyakini akan mendorong pengguna moda transportasi jalan raya untuk beralih pada kereta, namun banyak pengguna mempertanyakan kesiapan PT KCJ sendiri.

Antrian panjang dan kereta yang lebih sesak dari biasanya dipandang menunjukkan bahwa KCJ tak mampu mengimbangi ledakan penumpang dengan kesiapan infrastruktur.

"Saya mending beli (tiket) lebih mahal tapi tanpa antrian tiket dan antri keluar seperti dua hari ini," keluh Emi Ermawati yang kesal karena mengaku terlambat bekerja setelah berangkat dari Stasiun Bekasi, Selasa (02/06).

Infrastruktur

PT KCJ menjadi sasaran keluhan dan caci-maki sepanjang hari pertama pelaksanaan tiket elektronik pada Senin.

Antrian panjang untuk mendapatkan tiket sekali jalan (single trip) mengular hingga ratusan meter dari loket karcis dan mengakibatkan orang menunggu hingga lebih dari satu jam di stasiun besar seperti Bogor.

Penumpang kereta komuter

Antrian ratusan penumpang yang hendak keluar stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat.

Sementara pada hari kedua, Selasa, antrian karcis sudah menyurut karena mayoritas penumpang telah beralih pada kartu ulak-alik (multri trip). Sayangnya antrian masih sangat padat di sejumlah stasiun saat penumpang hendak keluar.

"Memang kita sadari masih ada kekuarangan infrastruktur, kita sudah alokasikan pembangunan 50 pintu baru seperti untuk Bogor atau Gondangdia seperti yang Anda sebut tadi," kata Makmur menanggapi.

Belanja investasi juga masih akan jadi prioritas KCJ, dalam rangka mengejar target mengangkut penumpang hingga 1,2 juta orang pada 2019.

"Untuk antisipasi pengumpang yang tambah banyak, kita programkan tiap tahun tambah 150 gerbong, Agustus ini kita beli lagi 180 gerbong," tambah Makmur.

KCJ mengklaim saat ini sudah mampu mengangkut sekitar 500 ribu penumpang per hari, dengan armada 650 gerbong.

Selain tiket elektronik dan tambahan infrastruktur, pengelola kereta Jabodetabek juga menargetkan tuntasnya penarikan seluruh operasi kereta ekonomi pada bulan September.

"Sekarang tiket komuter sudah murah, tidak ada masalah dengan kepindahan penumpang dari ekonomi ke (kereta) komuter."

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions