Seperempat dari museum yang disurvei mengurangi jumlah pameran sementara.
Krisis ekonomi masih dirasakan di sektor kesenian dan budaya di Inggris.
Berdasarkan laporan survei Asosiasi Museum, lebih dari sepertiga museum dan galeri mengurangi staf profesional mereka pada tahun lalu, dan hampir setengahnya meningkatkan jumlah staf magang dan relawan.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional karena ternyata kunjungan sekolah ke tempat-tempat tersebut juga menurun sebesar 31%.
"Banyak sekali tenaga magang dan relawan, tetapi mereka tidak pernah dapat menggantikan staf yang terampil dan berpengalaman," kata Mark Taylor, direktur Asosiasi Museum.
Asosiasi Museum mengatakan penyebab utama pemotongan staf adalah karena menurunnya investasi publik, yang terus mempengaruhi separuh museum di tahun lalu.
Lebih dari seperlima (21%) museum mengurangi lebih dari 10% jumlah staf selama periode survei yaitu dari Juli 2012 - Juli 2013.
Selain itu, hampir seperempat dari total keseluruhan museum yang disurvei mengurangi jumlah pameran sementara, dan 28% dari mereka memangkas jumlah acara bebas yang ditawarkan.
"Museum beradaptasi dengan sumber daya yang berkurang, bekerja dalam cara baru yang lebih efisien. Tetapi layanan untuk orang-orang yang rentan dan penonton non-tradisional juga terancam karena kurangnya pendidikan dan penyuluhan," kata Taylor.
Seorang juru bicara pemerintah menyatakan meski saat ini adalah "masa ekonomi sulit" pengunjung museum berada pada tingkat yang tinggi.
Pemerintah berencana meningkatkan pengunjung muesum dengan cara melalui filantropi.
Menanggapi hal ini, Taylor mengatakan: "Usaha filantropi tidak akan pernah bisa menggantikan dana yang berasal dari publik."
Lebih dari 120 museum atau jasa museum diwakili dalam survei, yang dikirim oleh Asosiasi Museum pada Juli 2013, mulai dari museum besar di London hingga ke museum-museum kecil di pedesaan.