Pemerintah Suriah diminta menyerahkan rincian lebih lanjut tentang senjata kimia miliknya.
Badan pengawas senjata kimia, OPCW, mulai mempelajari rincian senjata kimia yang diserahkan pemerintah Suriah, namun mereka meminta rincian lebih lanjut.
Juru bicara OPCW Michael Luhan mengatakan pihaknya mengharapkan rincian lebih lanjut dari Damaskus menjelang Klik batas waktu pada Sabtu (21/09) ini, sesuai kesepakatan AS dan sekutunya, Rusia serta Suriah.
Saat ini, menurutnya, pihaknya sedang mempelajari rincian awal perihal senjata kimia Suriah, namun dia menolak merinci detil data tersebut.
Suriah dilaporkan telah sepakat untuk memberikan rincian lengkap tentang senjata kimia miliknya, termasuk lokasi produksi dan penyimpanannya, sebelum batas waktu yang diberikan.
Seorang diplomat PBB sudah mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa yang diserahkan kepada OPCW itu "cukup panjang" dan sedang diterjemahkan.
Amerika Serikat dan Rusia memelopori kesepakatan untuk menghancurkan senjata kimia Suriah pada tahun 2014.
Sebelumnya, AS, Inggris, dan Prancis menuduh pemerintah Suriah melakukan serangan dengan senjata kimia pada Agustus lalu di pinggiran Damaskus, walaupun Presiden Bashar al-Assad menuding kelompok pemberontak yang melakukannya.
Dalam perkembangan lainnya, kelompok pemberontak dan pasukan militer Suriah telah menyetujui gencatan senjata di utara kota Azaz, setelah terlibat pertempuran selama dua hari.
Wartawan BBC Paul Wood, di perbatasan Suriah-Turki, mengatakan, kesepakatan gencatan senjata kedua belah pihak ditandai dengan pertukaran tahanan.
Lebih dari 100.000 orang tewas sejak aksi protes dan perlawanan bersenjata oleh kelompok oposisi terhadap Presiden Assad dimulai pada 2011 lalu.
Jutaan orang warga Suriah telah melarikan diri dari negara itu, terutama ke negara-negara tetangga, sementara jutaan orang lainnya kini hidup terlantar.
