JAKARTA - Tanah Abang sebagai pasar sebagai sentra bisnis sandang terbesar di Asia Tenggara punya segudang masalah. Hal yang paling kasat mata, di Tanah Abang ketertiban menjadi soal yang paling mewah. Setelah bertahun-tahun semrawut, kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menertibkannya.
Upaya penertiban di Tanah Abang setelah lebaran tahun ini berlansung aman. Padahal, sebelumnya diduga akan ada perlawanan dari kelompok yang selama ini berkuasa secara informal disana. Tuduhan sebagai tokoh informal itu ditujukan kepada Haji Lulung. Tapi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini menampik tudingan itu.
"Tanah Abang dibilang sarang preman, padahal Tanah Abang itu tempat kumpul para santri," katanya.
Lulung mengatakan, dirinya sangat dekat dengan Tanah Abang karena dari kecil hidup dan mencari nafkah di Pasar Tanah Abang. "Lalu banyak pemilik toko yang minta tokonya dijaga karena mereka tahu saya suka begadang di pasar. Selain itu, saya juga aktif di organisasi Pemuda Panca Marga dan mulai membangun koperasi dan PT di pasar," paparnya.
Perusahaan saya, lanjut Lulung, PT Putra Jakarta Perkasa, memiliki izin Polri dan mempekerjakan 30 orang anak yatim yang baru lulus sekolah. "Mereka dipekerjakan menjaga pasar agar hidup mereka terarah dan tidak menganggur. Sebab, pengangguran itu dekat dengan kejahatan," imbuhnya.
Simak penuturan pemilik nama lengkap Abraham Lunggana soal tuduhannya sebagai preman di Tanah Abang di SINDO Weekly edisi 26 Tahun II yang terbit Kamis 29 Agustus 2013.