Foto yang dirilis kantor berita Suriah, SANA, menunjukan seorang korban yang menderita serangan kimia di Khan al-Assal.
Suriah mengizinkan tim investigasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengunjungi tiga wilayah yang diduga menjadi tempat penggunaan senjata kimia.
Pernyataan dari kantor Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan para inspektur akan segera ke Suriah.
Mereka diharapkan untuk menyelidiki tiga lokasi termasuk satu di wilayah Khan al-Assal, di luar kota Aleppo.
Sekitar 27 orang tewas dalam serangan yang diduga terkait dengan Klik penggunaan senjata kimia di sebelah utara kota , awal tahun ini.
Khan al-Assal merupakan wilayah fokus tuduhan pada Maret lalu dengan dua belah pihak yang berkonflik saling menuduh satu sama lain.
Wilayah ini di bawah kendali pemerintah pada Maret, namun dikuasai oleh pemberontak pada tanggal 22 Juli.
Sementara PBB tidak menyebut spesifik di mana dua situs lainnya yang diselidiki, tetapi diyakini wilayah itu dekat Homs dan Damaskus.
Langkah ini merupakan hasil negosiasi akses antara pemerintah Suriah, kepala pelucutan senjata PBB Angela Kane, dan kepala inspektur senjata kimia Ake Sellstrom pekan lalu di Damaskus.
Sekjen PBB Ban Ki-moon meminta akses luas di Suriah untuk menyelidiki semua dugaan senjata kimia sejak 28 bulan konflik dimulai.
Namun, pemerintah Suriah hingga saat ini bersikeras penyelidikan PBB hanya terbatas di Khan al-Assal.
PBB mengatakan telah menerima 13 laporan dugaan senjata kimia di Suriah.
Inggris dan Prancis melayangkan surat kepada Sekjen PBB pada akhir Maret lalu yang melaporkan rincian bukti berdasarkan wawancara saksi mata dan contoh tanah yang menunjukan penggunaan senjata kimia di beberapa kesempatan, termasuk di Khan al-Assal.
Pada pertengahan Juni, agen intelijen AS yakin pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia, termasuk gas sarin -zat kimia yang membunuh korban dengan melumpuhkan sistem saraf-. Senjata kimia itu "digunakan beberapa kali dalam skala kecil untuk melawan oposisi tahun lalu" dan menyebabkan 100 hingga 150 kematian.
Awal bulan ini, Rusia mengatakan telah mengumpulkan bukti pada investigasi yang terpisah yang menunjukan pemberontak Suriah juga menggunakan sarin di Khan al-Assal.
Mandat tim investigasi PBB adalah untuk menyimpulkan apakah senjata kimia benar-benar digunakan, bukan untuk menentukan siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas serangan itu.
Kedua kubu yang bertikai membantah menggunakan senjata kimia.