FISKAL & MONETER
Minggu, 07 Juli 2013 16:12 wib
Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang terus melemah dalam beberapa pekan terakhir, telah memaksa Bank Indonesia (BI) menggelontorkan cadangan devisa nya untuk melakukan intervensi di pasar valas. AKibatnya, cadangan devisa pun merosot tajam.
Dari data yang diterbitkan BI, per akhir Juni 2013 cadangan devisa Indonesia turun sekira USD7 miliar menjadi USD98,1 miliar. Di mana sebelumnya, per akhir Mei cadangan devisa berada di angka USD105,1 miliar.
Pengamat ekonomi asal Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mengatakan, sebenarnya secara teknis-ekonomis tidak ada masalah cadangan devisa anjlok di bawah USD100 miliar. Menurutnya, angka tersebut masih dapat digunakan untuk membayar impor dan bayar utang ekuivalen selama empat sampai lima bulan ke depan.
"Lagi pula USD 98 miliar sangat dekat dengan USD 100 miliar. Namun sekali lagi, ini adalah batas psikologis," kata dia kepada Okezone di Jakarta, Minggu (7/7/2013).
Menurutnya, para investor, pemilik dana, spekulan akan nervous terhadap masa depan rupiah. Akibatnya, niat spekulan dan para investor untuk beralih pada dolar Amerika Serikat (AS) akan semakin tinggi.
"Bisa jadi (mereka) beringas untuk memborong dolar AS lebih lanjut. Di sisi lain, BI bisa melorot confidence-nya. Situasi ini bisa berkembang uncontrollable," tukas dia. ()
Berita Selengkapnya Klik di Sini