Pages

Kamis, 25 Juli 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com 
Pelemahan rupiah masih akan berlanjut
Jul 25th 2013, 09:41, by BBC Indonesia

rupiah

Pelemahan rupiah sudah mulai dikeluhkan pelaku industri.

Pelemahan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi dalam dua pekan terakhir diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa pekan mendatang.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Kamis (25/07), rupiah tertekan dan hampir menyentuh level Rp10.300 per dolar atau turun sekitar 200 poin dari Jumat pekan lalu.

Menurut pengamat pasar uang dari Currency Managemen Group, Farial Anwar, tren pelemahan rupiah sebetulnya sudah terjadi sejak 2012 lalu dari sekitar Rp9.000 per dolar menjadi Rp9.600 per dolar di akhir tahun.

Kecenderungan itu kemudian berlanjut pada 2013 karena permintaan dolar yang lebih besar dari ketersediaannya.

Farial menjelaskan ada beberapa faktor yang mendorong pelemahan tajam rupiah kali ini, diantaranya adalah defisitnya neraca perdagangan, ketidakpastian ekonomi di Indonesia, dan tingkat inflasi yang mengkahwatirkan dan sentimen dari ekonomi Amerika Serikat.

Rupiah

Pergerakan rupiah terhadap dolar sepanjang 2013. Sumber: Bank Indonesia

"Kenaikan bahan bakar minyak dan bulan puasa dikhawatirkan membuat inflasi melonjak sehingga banyak yang memperkirakan inflasi tahun ini bisa sekitar 8% hingga 8,5%. Biasanya, di negara dengan ekonomi yang inflasinya tinggi tidak menarik bagi investor," katanya kepada wartawan BBC Indonesia, Christine Franciska.

Farial menambahkan pelemahan rupiah saat ini sudah membuat industri mengeluh karena biaya produksi meningkat, terutama bagi industri yang bergantung pada bahan baku impor.

"Dalam beberapa bulan ke depan, kita belum melihat sentimen positif yang dapat memperkuat rupiah dari dalam dan luar negeri."

"Ini akan berdampak pada harga jualnya, masalahnya terjangkau atau tidak oleh masyarakat?" katanya.

Namun, menurutnya sulit bagi Bank Indonesia untuk menstabilkan rupiah, pasalnya devisa negara juga sudah menipis.

"Ini sulit karena sistem kita adalah sistem devisa bebas, dimana investor asing bisa masuk dan keluar dengan bebas tanpa ada holding period tertentu. Selama sistem belum diubah, kita akan terus mengalami gejolak seperti ini."

"Dalam beberapa bulan ke depan, kita belum melihat sentimen positif yang dapat memperkuat rupiah dari dalam dan luar negeri. Level 10.500 bisa saja tembus jika tidak ada langkah antisipasi dari Bank Indonesia. Tapi apa yang bisa dilakukan BI? Saya pikir sangat terbatas," sambung Farial.

Seperti dilansir kantor berita Reuters, kebanyakan mata uang Asia, pada Kamis, melemah terhadap dolar.

Won Korea Selatan mengalami pelemahan paling tajam, sementara rupiah diperdagangkan di level terendah sejak empat tahun terakhir dalam permintaan dolar korporasi, dan ringgit Malaysia serta peso Filipina juga sedikit melemah.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions