PM Abbott dijadwalkan tiba di Indonesia pada hari Senin
Perdana Menteri Australia Tony Abbott membantah adanya ketegangan diplomatik dengan Indonesia terkait kebijakan pencari suaka Australia.
Pemimpin baru Australia itu mengatakan para pencari suaka yang tiba dengan kapal akan Klik dikembalikan ke Indonesia.
Abbott mengeluarkan bantahan tersebut pada hari Jumat (27/09), menjelang kunjungan resmi ke Indonesia.
Menurutnya isu pencari suaka "masalah kecil" dan tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral kedua negara.
Komentar itu disampaikan tidak lama setelah Kementerian Luar Negeri Indonesia berdasarkan laporan sejumlah media, mengatakan tidak bermaksud mempublikasikan kekhawatiran Indonesia akan rencana Australia itu.
Ringkasan laporan tentang pertemuan pribadi antara Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan Menlu Australia Julie Bishop dikirimkan melalui email oleh kantor Marty.
Dalam email itu disebutkan bahwa kedua menteri mendiskusikan rencana Koalisi Australia untuk mengembalikan kapal imigran dan bahwa Australia ingin menyelesaikan isu ini "di belakang layar" dan "dengan rahasia."
Tertulis pula bahwa rencana Australia dapat Klik membahayakan kepercayaan dan kerja sama antara kedua negara.
Hari ini Kementerian Luar Negeri Indonesia mengeluarkan "koreksi" dan mengatakan bahwa informasi dalam nota ringkasan itu tidak ditujukan untuk media dan bahwa pertemuan tersebut bersifat rahasia serta tidak ada pernyataan pers.
Pulau Christmas di Australia sejak lama menjadi tujuan pencari suaka.
Dalam beberapa bulan terakhir, ada sejumlah kapal yang tenggelam di tengah perjalanan menuju Australia dari Indonesia.
Mayoritas pencari suaka berasal dari Sri Lanka, Iran, Irak dan Afghanistan.
Kebijakan untuk mengembalikan kapal ini diumumkan setelah Klik pelantikan Abbott di Canberra pekan lalu dan militer ditugaskan untuk memimpin operasi ini.
Abbott mengatakan saat itu bahwa ia ingin "mengirim pesan kepada penyelundup manusia bahwa mulai hari ini bisnis mereka telah berakhir."
Abbott akan mengunjungi Indonesia pada hari Senin (30 September) untuk bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.