Sejumlah serangan di Tangerang sebelumnya menimpa petugas polisi
Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan pasca serangan granat di rumah seorang pengusaha di Cirendeu, Tangerang Selatan, Jumat (27/09).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, dalam pesan singkat kepada BBC Indonesia mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03:30 pagi.
Dia menduga aksi serangan ini bermotif pertikaian pribadi antara pelaku serangan dan korban.
Seperti diceritakan oleh Rikwanto, Pola Winson sang pemilik rumah di Jalan Taman Sari Bali yang menjadi sasaran serangan mengatakan sempat mendengar suara jendela pecah.
"Tiga detik kemudian terdengar suara ledakan di ruang tamu yang menyebabkan pintu rumah jebol," kata Rikwanto.
Sementara seorang saksi mata yang tinggal tidak jauh dari rumah korban mengatakan kepada polisi ia melihat seseorang menggunakan helm dan jaket berwarna gelap berlari dari arah rumah Winson.
"Selanjutnya orang itu diduga menembak ke arah rumah saksi dan mengenai kaca pada ventilasi rumah," tambahnya.
Kepolisian sudah mengumpulkan barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) dan masih meminta keterangan dari saksi dan korban.
Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Tangerang menjadi sorotan setelah Klik serangkaian serangan senjata api yang menimpa anggota korps kepolisian.
Insiden terakhir menimpa Klik Bripka Sukardi, anggota Provost Baharkam Mabes Polri (Satpol Air), ditembak oleh orang tidak dikenal pada 10 September lalu di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta Selatan.
Saat kejadian, korban sedang mengawal enam unit truk tronton bermuatan komponen elevator dari Tanjung Priok menuju gedung Setia Budi Tower.
"Belum ada hubungan dan petunjuk yang mengarah ke aksi teror. Kami sedang menggali kesaksian dari pemilik rumah apakah ada perselisihan atau sengketa. Kecenderungannya mengarah ke motif pribadi"
Hingga saat ini belum ada tersangka yang ditangkap terkait penembakan tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror, BNPT, Ansyaad Mbai pernah mengatakan kawasan Tangerang Selatan merupakan salah satu tempat yang menjadi basis tinggal kelompok teror.
Polisi sejauh ini belum mengkaitkan serangan terakhir dengan kelompok teroris dan menduga serangan di Cirendeu bermotif pertikaian pribadi antara korban dan pelaku serangan.
"Belum ada hubungan dan petunjuk yang mengarah ke aksi teror. Kami sedang menggali kesaksian dari pemilik rumah apakah ada perselisihan atau sengketa. Kecenderungannya mengarah ke motif pribadi," kata Rikwanto.
"Ada informasi yang kita dapat dari pemilik, sekitar 4 minggu lalu ada orang menanyakan alamat ke satpam, apa ini ada kaitannya, masih di dalami."
"Kami mengajak warga untuk meningkatkan sispamswakarsa, menggiatkan kembali sistem keamanan terpadu masyarakat. Untuk kompleks perumahan bisa juga menggunakan petugas keamanan yang mengecek setiap tamu yang datang dan mencatat KTP-nya."