BANDUNG – Selepas melakoni dua laga tandang di Kalimantan. Skuad Persib Bandung langsung diliburkan sampai 12 Agustus 2013. Mayoritas pemain yang berasal dari luar Bandung memilih untuk langsung mudik ke kampung halamannya masing-masing menyongsong Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Lebaran akan selalu menjadi hari yang spesial buat seluruh ummat Muslim. Setelah satu bulan penuh berpuasa dan 'berperang' melawan hawa nafsu. Hari Raya Idul Fitri dijadikan momen untuk merayakan kemenangan. Tak terkecuali buat para penggawa Persib Bandung.
Mayoritas anggota pasukan Maung Bandung sudah menyusun acara spesial untuk merayakan Hari Kemenangan ummat muslim di dunia. Kiper muda Persib, Shahar Ginanjar misalnya sudah merancang 'program' Lebaran tahun ini. Tapi dibandingkan Lebaran tahun-tahun sebelumnya, menurut Shahar, kali ini ia tak memiliki agenda khusus.
"Paling kumpul keluarga di Purwakarta, tapi untuk liburannya kemana saya tidak tahu. Belum kepikiran kang, soalnya kayanya libur Lebaran kali ini kayanya gak bakal terlalu panjang karena jadwal pertandingan setelah Lebaran juga gak terlalu jauh," ucapnya.
Karena konsentrasinya terhadap tim, Shahar mengatakan belum sempat menghabiskan waktu memenuhi hobinya belanja untuk mencari barang yang bakal dijadikan oleh-oleh buat keluarganya. "Belum sempet belanja Kang. Gak lah, gak takut kehabisan barang-barang diskon," ucapnya sambil terkekeh.
"Kalau belanja itu gampang, walaupun sampai sekarang belum kepikirin mau belanja apa. Yang jelas buat keluarga sudah pasti akan saya siapkan oleh-olehnya," tutur kiper berusia 22 tahun yang mengungkapkan sebelum mudik ke Purwakarta bakal lebih dulu menemani sang kekasih mudik ke Balikpapan.
Lain halnya dengan perayaan Idul Fitri Asisten Pelatih Persib, Asep Sumantri dan keluarganya. Asep mengaku sudah membayangkan kebersamaan dan kebahagian bersama keluarga besarnya di Panjalu, Ciamis.
"Nu pasti mah unggal Lebaran, tradisi na sakulawarga mudik ka Panjalu, Ciamis (yang pasti setiap Lebaran, tradisi saya dan keluarga mudik ke Panjalu, Ciamis). Sambil sedikit membawa oleh-oleh buat keluarga dan kerabat saya di sana," ungkap sosok yang akrab disapa Ujeb tersebut.
Ada satu tradisi unik yang kerap dilakoni keluarga besar salah satu pilar penting dibalik kesuksesan Persib menjuarai Liga Indonesia I musim 1994/1995 tersebut. Yakni menggelar pertandingan sepak bola yang melibatkan keluarga besarnya. Maklum, Asep memang terlahir dari keluarga yang cukup menggemari dan dekat dengan sepak bola.
"Biasanya pada hari kedua Lebaran, kita sekeluarga sering menggelar pertandingan sepak bola keluarga. Itu mungkin tradisi 'unik' di keluarga saya setiap merayakan datangnya Hari Lebaran. Jadi selain menikmati opor ayam, tape ketan hitam dan kue nastar. Kita juga menikmati kebersamaan dan kebahagian itu di lapangan sepak bola," ungkap Asep.
Lain halnya dengan Asri Akbar, gelandang energik yang bangkit dan mulai menyita perhatian di putaran kedua Indonesia Super League (ISL) 2012/2013 itu, mengungkapkan merindukan makanan khas daerahnya, Coto Makasar asli di kampung halamannya di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
"Gak ada tradisi khas, kita hanya kumpul dan silaturahmi sama keluarga dan tetangga untuk berbagi kebahagian. Cuma satu hal yang membuat saya merindukan berlebaran di kampung saya adalah menikmati Coto Makasar. Beda rasanya kalau membandingkan Coto Makasar di kampung orang, sama kampung sendiri," ucap Asri.
Tak ingin ketinggalan berita bola? Follow twitter kami @bola_okezone
(Mohamad Taufik/Koran SI/acf)