Created on Thursday, 01 August 2013 07:31 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Calon presiden dan Ketua Umum Partai Hati Nuarani Rakyat (Hanura), Wiranto, mennggaku tidak merasa khawatir partainya "diakusisi" atau dipimpin kader yang bukan dari keluarga dan kerabatnya. "Kalau diakusisi, nggak apa-apa, partai ini 'tanaman' saya. Kalau diakusisi, saya sudah puas, karena pake hati nuarani," kata Wiranto, dalam acara buka bersama dengan wartawan, di Resto Meradelima, Jakarta Selatan, Rabu petang (31/7).
Dengan hati nurani, ucapnya, telah membawa perubahan politik. Artinya, partai tidak harus dimilikinya atau pun pihak keluarga. "100 persen saya legowo. Saya tidak akan jadikan partai politik ini menjadi milik keluarga dan dinasti."
Cawapres yang telah mendeklarasikan diri berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo (HT) ini mengungkapkan, sebagai bukti dirinya tak ingin menjadikan Hanura sebagai partai milik keluarga, ia tidak menempatkan kerabat dan keluarganya pada jabatan penting, bahkan calon legislatif sekali pun.
"Keluarga saya, baik istri maupun anak-anak, tidak ada yang menjadi pengurus partai dan tidak ada yang maju sebagai calon legislatif," ujarnya.
Sebagai bukti, imbuhnya, tidak ada nama Rugaiya Usman, istri Wiranto, maupun anak-anaknya, Amalia Sianti dan Ika Mayasari, terdafftar sebagai pengurus dan calon legislatif dari Hanura.
Salain itu, tak satu pun nama adik kandung Wiranto yang menjadi pengurus partai Hanura. Untuk itu, Wiranto yang menghendaki dan menciptakan pemerintahan yang bersih ini, meminta seluruh kadernya yang memiliki pertalian sodara di dalam partai mengundurkan diri demi menghindari nepotisme.
Wiranto mengakui bahwa putri sulungnya, Amalia Sianti, dulu pernah menjadi anggota MPR termuda pada zaman Orde Baru. "Tapi itu dulu, situasinya berbeda dengan sekarang, ketika alam demokrasi sudah berkembang dengan baik di Indonesia," pungkasnya. (IS)
Berita Lainnya :