Created on Wednesday, 31 July 2013 19:09 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Dengan kepala tertunduk, Devi Suhartoni, 43 tahun, seorang petani karet di Balikpapan, Kalimantan Timur, berujar lirih. "Saya kecewa sama Febri. Anak yang melanggar ini bukan anak Jenderal. Saya minta maaf kepada jajaran institusi Polri," jelas Suhartoni sambil di Mapolda Metro Jaya, Rabu (31/7).
Febri yang disebut itu memang sempat bikin heboh. Kemarin, Selasa (30/7) pagi, Febri mengemudikan Honda Jazz memaksa petugas untuk membuka palang di jalur busway koridor II Pulogadung-Harmoni tepatnya di Jalan Galur, Senen, Jakarta Pusat. Setelah bersitegang hampir 10 menit akhirnya pint dibuka karena membuat macet dan ada bus yang mau melintas di belakangnya.
Saat bersitegang itulah Febri menunjukkan kartu nama seorang jenderal polisi dan mengaku-aku sebagai anak sang jenderal polisi. Kejadian tersebut tidak berhenti di situ, karena sang petugas memposting peristiwa itu di akun Twitter resmi TransJakarta, @BLUTransJakarta, sekitar pukul 10.00 WIB.
Maka hebohlah jagat maya dan media dijital, oleh kelakuan tidak pantas pengemudi itu. Polisi segera mencari jejak pemilik mobil hingga akhirnya terkuaklah si "anak jenderal" tersebut.
Pengemudi tersebut adalah Febri Suhartoni, 18 tahun, mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Trisakti. Menurut Devi, Febri adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Devi mengatakan kejadian memalukan itu diketahui dari salah seorang saudaranya yang mengabarinya pada Selasa (30/7) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Terhadap pemilik Honda Jazz sebelumnya, Suhartoni juga sudah melayangkan permintaan maaf. "Saya juga kemaren telepon Herman juga buat meminta maaf, karena belum balik nama," terang pria yang baru saja tiba di Jakarta dari Balikpapan. (WFz)
Berita Lainnya :