Air dipompa masuk PLTN guna mendinginkan reaktor yang meleleh akibat gempa 2011.
Air yang tercemar zat radioaktif dilaporkan bocor dari tangki penyimpanan ke lahan di sekitar PLTN Fukushima, Jepang.
Pengelola PLTN, Tokyo Electric Power Company (Tepco) mengatakan kebocoran sekitar 300 ton air radioaktif ini diketahui pada Senin (19/08) kemarin.
PLTN Fukushima mengalami kerusakan parah akibat gempa dan tsunami di tahun 2011 yang menyebabkan kebocoran dan kegagalan sumber daya.
Tsunami telah merusak sistem pendingin reaktor, tiga diantaranya meleleh.
Kali ini, petugas menggambarkan kebocoran berada pada tingkat insiden satu, atau yang terendah dari skala internasional yang menghitung insiden di pembangkit nuklir.
Ini merupakan pertama kalinya Jepang mengumumkan insiden kebocoran sejak gempa dan tsunami 2011 dulu.
Satu kolam air memiliki level kontaminasi 100 millisievert per jam, demikian laporan kantor berita Kyodo, seraya menyebutnya telah melewati batas maksimum tahunan yang diijinkan bagi pembangkit nuklir di Jepang.
"Kami telah memerintahkan Tepco untuk mencari sumber air yang terkontaminasi, dari tangki mana air itu bocor, dan menutup titik kebocoran," kata seorang pejabat pemerintahan kepada kantor berita AFP.
"Kami juga menginstruksikan mereka untuk memulihkan lahan yang terkontaminasi untuk mencegah meluasnya air beracun, dan memperkuat pengawasan lingkungan sekitar."
Bagaimanapun tidak ada perubahan besar dalam tingkat radiasi di luar lingkungan PLTN.
Insiden bocor ini mengemuka beberapa hari setelah Tepco mengakui ada sekitar 300 ton air terkontaminasi yang bocor ke laut.
Air memang dipompakan ke dalam reaktor nuklir sebagai bagian dari sistem pendinginan yang rusak akibat tsunami.