Pages

Selasa, 09 Juli 2013

Changes are afoot at Blogtrottr!
By popular request, we're bringing in paid plans with some cool new features (and more on the way). You can read all about it in our blog post.
Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage // via fulltextrssfeed.com
Dirut BCA: SDM Sehat Pasti Perbankannya Sehat
Jul 8th 2013, 21:20

KISAH SUKSES

Selasa, 09 Juli 2013 04:20 wib

Rezkiana Nisaputra - Okezone

Dirut BCA Jahja Setiaatmadja. (Foto: Okezone)Dirut BCA Jahja Setiaatmadja. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Melihat kondisi industri perbankan yang kian subur di Tanah Air ini, membuat setiap bank memiliki teknik-teknik khusus untuk menarik nasabahnya dengan produk-produk andalannya.

Di mana dalam hal ini daya saing lebih dicondongkan kepada bank tersebut untuk selalu menjadi nomor satu dan pilihan utama pada nasabahnya baik nasabah baru ataupun nasabah lamanya. Dengan menunjukkan kinerja yang baik serta kualitas bank yang terus berkembang maka menjadikan suatu bank tersebut bisa dipercaya oleh nasabahnya.

Jahja Setiaatmadja saat ini telah menjadi Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), di mana dalam kariernya di BCA dia sudah 23 tahun menjajaki dunia persilatan di bidang perbankan. Memang awal karier Jahja saat masuk ke BCA yakni pada 1990 tidak langsung menjadi Direktur Utama melainkan masih menjabat sebagai General Manager, dan pada tahun 1995 dirinya diangkat menjadi Kepala Divisi, lalu pada 1999 Jahja diangkat menjadi Direktur BCA. Hingga tahun 2005 dia kembali diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur BCA, pada Mei 2011 dalam RUPS Jahja akhirnya diberikan kepercayaan untuk menjadi Presiden Direktur BCA.

Selama kurun waktu 23 tahun dia di BCA pastinya banyak tantangan-tantangan, terlebih saat menjadi Direktur Utama pada bank yang memiliki aset hingga Rp436,7 triliun. Dia menceritakan kondisi terakhir ketika BCA di pimpin olehnya. Bahwa hingga sampai saat ini kondisi BCA sendiri masih sangat baik mengingat keberanian BCA sendiri untuk go publik menjadi Tbk pascakrisis 1998.

Dalam hal ini, Jahja mengumpamakan perbankan itu layaknya seperti ikan di dalam laut. Jika lautnya jernih dan plangtonnya banyak, maka ikan tersebut akan berkembang dan subur, sama persisnya seperti industri perbankan, jika bank tersebut hidup di tempat yang bersih dan sehat serta banyak nasabahnya maka ke depannya bank itu akan berkembang dan subur.

"Bank itukan sebagai ikannya, nah laut itu sebagai tempat di mana bank tersebut berdiri, sedangkan para plangton-plangtonnya itu sebagai nasabah, apakah banyak nasabahnya, apakah banyak yang menabung. Semakin banyak nasabahnya maka bank itu akan semakin subur," ujar Jahja saat wawancara ekslusifnya dengan Okezone di kantornya Menara BCA, Jakarta.

Jahja menjelaskan, terkait dengan industri perbankan di Indonesia jika dilihat makro ekonomi pada beberapa tahun yang lalu, Indonesia sendiri bertumbuh di level 6,5 persen dan seburuk-buruknnya pada tahun ini diprediksikan tumbuh 6 persen. Namun demikian angka tersebut masih jauh di atas pertumbuhan negara-negara lain.

"Ini artinya situasi makro di Indonesia fundamentalnyakan masih bagus, nah kalau ekonomi growth-nya seperti itu maka enggak ada alasan bank besar itu tidak bisa menunjukkan perfomance-nya yang bagus. Jadi saya kira bukan hanya BCA saja tapi semua bank-bank besar di Indonesia kurang lebih mempunyai suatu performance yang baik lagi ke depannya," tukas Jahja.

Dalam mengelola salah satu bank swasta yang terbesar di Indonesia, pastinya ada tantangan tersendiri, pun seperti yang di hadapi oleh Direktur Utama BCA ini. Jahja sendiri menceritakan tantangan terberatnya dalam mengelola BCA yakni dalam mempersiapkan kandidat Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga ekspansi cabang. Sedangkan untuk membuka cabang tidak mudah karena untuk buka cabang tersebut kita juga harus memikirkan SDMnya, apakah berkualitas atau tidak.

"Kalau kita buka cabang setahun itu katakan saja 50 sampai 60 cabang. Jangan disamakan dengan Indomart ataupun Alfamart, mereka itukan setahun bisa 1.000 cabang, kalau kita ditanya bisa enggak buka 200 sampai 300 cabang jawabannya bisa tapi dalam bentuk fisik, tapi untuk persiapan SDM nya yang sulit. Di mana dalam memilih SDM tidak bisa sembarangan, itu harus jujur dan pintar. Kalau hanya pintar tapi kurang jujur itu repot tapi kalau dia terlalu jujur juga tapi enggak terlalu pintar itu dia bisa dibohongin terus sama nasabah," jelas Jahja.

Jadi untuk bisa mendapatkan dua kategori tersebut di perlukan waktu yang cukup panjang, karena menurutnya dalam perekrutan karyawan BCA tidaklah bisa asal rekrut. "Nilai akademis kalau dilihat cukup bagus tetapi belum tentu juga waktu diimplementasikan saat kerja ya dia bisa punya team work yang baik," ucapnya.

Jika sudah mendapatkan SDM, maka orang itu juga harus bisa berkomunikasi dan bersahabat dengan orang banyak di sekelilingnya, karena menurutnya hal tersebut akan membuat complicated di dalam kerjaannya. "Kitakan enggak bisa kerja sendiri karena kita perlu team work, perlu orang untuk dukung kita karena orang tu punya spesialisasi masing-masing, apalagi perbankan yaa itu bidangnya banyak sekali," imbuh Jahja.

Sementara itu di dalam perusahaan juga tidak boleh ada superhero, dikatakan superhero maksudnya bisa menguasai semua bidang dan tidak memerlukan team work. Jika memang itu ada dan orang itu pintar sekali tetapi hanya ingin kerja sendiri ini merupakan kesalahan, dimana orang ini dipastikan tidak akan bisa menjadi pimpinan di dalam suatu bank.

"Orang itu pintar sekali tetapi maunya kerja sendiri itu salah dan enggak bisa juga jadi pimpinan bank. Jadi banyak persyaratan lebih kendala pada bagaimana mempersiapkan manusia-manusia yang siap untuk menjalankan bisnis cabang ataupun lainnya," sambung Jahja. (wdi)

Berita Selengkapnya Klik di Sini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions