Created on Friday, 05 July 2013 11:49 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Para pendukung Ikhwanul Muslimin hari Jumat ini berencana menggelar demonstrasi besar setelah militer menggulingkan kekuasaan Presiden Mesir Muhammad Mursi pada Rabu malam lalu. Demo pendukung Mursi ini merupakan aksi penolakan penggulingan Mursi sekaligus menolak bekerjasama dengan presiden sementara yang ditunjuk militer Adly Mahmud Mansour.
Bayang-bayang kekerasan rupanya sudah tercium, karena itu pada Kamis malam militer mengeluarkan himbauan untuk segera dilakukan perdamaian dan rekonsiliasi politik.
Lewat pernyataan yang dipublikasikan di halaman Facebook itu juru bicara militer mengatakan tidak akan "bertindak sewenang-wenang terhadap suatu faksi atau arus politik" dan akan menjamin hak untuk protes, selama demonstrasi tidak mengancam keamanan nasional.
"tindakan luar biasa dan otokratis terhadap setiap kelompok politik" harus dihindari. Pada saat yang sama aparat keamanan mengepung para pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin pendukung Mursi.
Sementara juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad el-Haddad mengatakan mereka menolak bekerjasama dengan pemerintahan yang baru.
Morsi saat ini ditahan, demikian juga para pejabat senior di Ikhwanul Muslimin -partai politik darimana Morsi berasal. Ratusan orang lainnya sedang berada dalam pencarian.
Dalam sebuah konferensi pers, Haddad menyatakan "penolakan kami dan pembatalan kudeta militer" dan menuntut Morsi dan tahanan politik lain dibebaskan secepat mungkin.
Dia menyatakan Ikhwanul Muslimin "sepenuhnya menolak kerjasama" dengan rezim baru dari dan mengatakan akan mengambil bagian dalam semua "protes damai."
Pergolakan di Mesir terjadi setelah hari aksi massa terhadap Morsi dan Ikhwanul Muslimin, yang dituduh mengejar agenda Islam dan gagal mengatasi masalah ekonomi di negara itu.
Tentara mengatakan bahwa Morsi, pemimpin terpilih secara demokratis, telah "gagal memenuhi tuntutan rakyat." (DH)
Berita Lainnya :