Gelombang protes melanda Mesir, termasuk di Giza ini, di tengah ketegangan.
Tenggat waktu yang diberikan oleh militer kepada Presiden Mohammed Morsi dan oposisi untuk mencari solusi atas krisis politik telah berakhir.
Begitu batas waktu yang ditetapkan berakhir pada 16.30 waktu setempat, puluhan ribu pengunjuk rasa yang berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo, pada Rabu (03/07) bersorak-sorai.
Dalam pernyataan beberapa saat sebelum tenggat waktu berakhir, Presiden Morsi mengeluarkan pernyataan. Ia menegaskan tidak akan mundur sebagai presiden.
Presiden Morsi mengatakan pemerintahan koalisi harus menjadi bagian dari solusi krisis politik Mesir.
"Kantor kepresidenan memimpikan pembentukan pemerintahan koalisi atas dasar konsensus untuk mengantarkan pemilihan parlemen mendatang," pernyataan yang diikeluarkan kantor presiden.
"Kantor kepresidenan memimpikan pembentukan pemerintahan koalisi atas dasar konsensus untuk mengantarkan pemilihan parlemen mendatang."
Sementara itu militer menggelar perundingan intensif dengan para pemimpin politik dan agama, tetapi Partai Keadilan dan Kebebasan yang berkuasa tidak menghadiri perundingan.
Sumber-sumber militer mengatakan militer kemungkinan akan membentuk dewan kepresidenan untuk mengawasi penyusunan undang-undang dasar baru.
Komando tinggi militer sebelumnya mengatakanKlik militer siap membela rakyat Mesir melawan hal yang disebut sebagai teroris dan orang-orang bodoh.
Penegasan disampaikan beberapa jam setelah presiden menyampaikan pidato berapi-api.
Ia menegaskan bahwa ia adalah pemimpin sah dan tidak akan menyerah atas tekanan kekerasan.
Selain di Lapangan Tahrir, pengunjuk rasa yang menentang maupun mendukung Presiden Morsi juga menggelar aksi di berbagai kota, antara lain di Iskandariah dan Giza.