Pages

Kamis, 11 Juli 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com
Pelaku bom boston mengaku tidak bersalah
Jul 11th 2013, 00:55, by BBC Indonesia

Dzhokhar Tsarnaev

Dzhokhar Tsarnaev dikenai 30 dakwaan dengan ancaman hukuman mati.

Tersangka pelaku bom Boston Dzhokhar Tsarnaev mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan dalam sidang perdana.

Tsarnaev, 19, menghadapi 30 dakwaan penggunaan senjata perusak massa dalam dua ledakan yang menewaskan tiga orang di garis akhir maraton Boston, 15 April silam.

Dia tampil di persidangan dalam kondisi terborgol dan menggunakan pakaian penjara berwarna oranye, dan menjawab ''tidak bersalah'' saat dakwaan dibacakan di pengadilan.

Jaksa mengancam dirinya dengan hukuman mati.

Tersangka juga didakwa atas kematian orang ke empat, seorang petugas polisi universitas, yang diduka ditembak mati oleh Tsarnaev dan saudaranya Tamerlan saat pengejaran berlangsung pasca serangan bom.

Dia juga didakwa dalam insiden pembajakan mobil dan mengunduh materi internet dari situs Islam radikal beberapa kali sebelum melakukan serangan.

Keluarga di persidangan

Persidangan yang berlangsung di pengadilan federal Boston tersebut dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan secara langsung persidangan yang hanya berjalan selama tujuh menit.

Tsarnaev tiba di gedung pengadilan dengan wajah terlihat bengkak dan lengan berbalut gips.

Dua saudara perempuannya ikut dalam persidangan. Satu terlihat menangis dan yang lainnya terlihat menggendong bayi.

Sebelum dia meninggalkan persidangan, Tsarnaev tersenyum dan memberikan lambaian kecupan untuk anggota keluarganya yang berada di ruang pengadilan.

Di antara kerumunan massa yang menghadiri persidangan, terdapat teman Tsarnaev, Hank Alvarez, 19. Dia mengatakan: '' Baru kenal dia, sulit untuk mengetahui fakta bahwa dia pelakunya.''

Tsarnaev, seorang warga AS, tidak hadir dalam persidangan sebelumnya saat sebuah juri federal sepakat untuk memberikannya 30 dakwaan.

Tsarnaev dan saudaranya Tamerlan, 26, yang tewas dalam pengejaran menjadi tersangka dalam insiden bom panci presto yang menewaskan tiga orang dan melukai 260 orang.

Kedua bersaudara itu berasal dari keluarga Muslim etnis Chechnya dari Rusia dan telah tinggal di AS selama sekitar satu dekade.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions