Sedikitnya satu orang tewas dan lusinan lainnya hilang saat sebuah kapal pengangkut pencari suaka ke Australia tenggelam di perairan Jawa.
Sekitar 100 orang berhasil ditarik keluar dari perairan, tetapi diperkirakan ada 170 orang yang ikut dalam perjalanan berbahaya tersebut.
Kapal pembawa warga negara Sri Lanka dan Iran tersebut, dilaporkan mulai berasap dan tenggelam tak lama setelah berangkat dari desa Cidaun di Jawa pada Selasa sore.
"Saya satu-satunya yang kembali,'' kata seorang lelaki yang pergi bersama 61 warga Iran kepada harian Sydney Telegraph.
Media Australia melaporkan seorang anak korban tewas terlihat berhasil dievakuasi.
Otoritas Keamanan Maritim Australia mengatakan aparat Indonesia tengah melakukan operasi penyelamatan.
Ini merupakan rangkaian terbaru dalam insiden mematikan yang melibatkan imigran gelap yang datang ke Australia dengan kapal. Pekan lalu, empat orang tewas saat sebuah kapal pembawa 150 pencari suaka tenggelam di Pulau Christmas.
Pulau Christmas terletak sekitar 2.500km barat laut Australia dan merupakan wilayah terdekat Australia dengan Indonesia yang menjadi kawasan transit bagi penyelundupan manusia.
Insiden ini berlangsung beberapa hari setelah PM Australia Kevin Rudd mengumumkan bahwa pencari suaka yang tiba dengan kapal tidak akan ditempatkan di Australia.
Dalam sebuah tawaran untuk mengatasi arus manusia perahu yang semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir, para Klik pencari suaka akan dikirim ke Papua Nugini untuk diproses.
PM Rudd mengatakan kebijakan ini ditujukan untuk menghalangi orang melakukan perjalanan berbahaya ke Australia dengan kapal.
Bagaimanapun, kebijakan ini dikecam oleh pegiat HAM dan pejabat Papua Nugini yang memandang Australia melalaikan kewajiban dan mengalihkan masalah ke negara berkembang.