Pages

Jumat, 12 Juli 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com
Bandara Beijing paling sering terlambat
Jul 12th 2013, 09:10, by BBC Indonesia

bandara

Bandara di Cina memiliki rekor keterlambatan yang paling buruk di dunia.

Bandar udara utama di Cina menjadi bandara yang paling sering pengalami keterlambatan penerbangan di dunia, demikian dilaporkan pengawas industri travel FlightStats.

Berdasarkan data dari 35 bandara utama di seluruh dunia Juni lalu, bandara Beijing dan Shanghai berada di peringkat terbawah dalam hal ketepatan waktu.

Hanya sekitar 18,3% penerbangan di Beijing Capital International Airport tepat waktu, sementara 42% penerbangan lainnya mengalami penundaan 45 menit atau lebih.

Sementara Shanghai Pudong International Airport yang berada diperingkat 34, memiliki persentase penerbangan tepat waktu sekitar 28,7%. Sementara 34,22% penerbangan lain mengalami penundaan 45 menit atau lebih.

"Penerbangan dikatakan tepat waktu, jika datang dan pergi dalam jangka waktu 15 menit setelah jadwal yang ditetapkan," jalas laporan tersebut.

Bandara Haneda di Tokyo, Jepang, berada di urutan paling atas dengan 95,04% penerbangan tidak pernah terlambat.

Osaka International Airport -yang tidak dilaporkan dalam daftar utama tetapi dicantumkan dalam daftar bandara Asia yang terpisah- bahkan memiliki rekor yang lebih baik, yaitu sekitar 95,88%.

Pengunjung melihat pesawat di Beijing Capital Airport pada 2011 lalu.

Lembaga berbasis di Amerika Serikat ini juga melaporkan, delapan dari sepuluh perusahaan penerbangan terburuk dalam hal keterlambatan adalah perusahaan Cina. Namun, laporan tidak menjelaskan penyebab performa yang buruk itu.

China United Airlines misalnya hanya memiliki 27,15% penerbangan tepat waktu, menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan penerbangan dengan performa terburuk di antara 41 perusahaan penerbangan Asia lainnya. Xiamen Airlines berada di atasnya dengan persentase tepat waktu sekitar 38,62%.

Perusahaan Asia yang memiliki penerbangan tepat waktu adalah perusahaan asal Korea Selatan, Air Busan, dengan persentase 96,77%.

Beberapa industri penerbangan Cina menyalahkan "volume lalu lintas udara sebagai penyebab keterlambatan", demikian dilaporkan surat kabar China Daily.

Di Cina, 80% kawasan udara dilarang digunakan untuk penerbangan komersial karena digunakan untuk kepentingan militer.

Namun, surat kabar itu juga mengutip pakar penerbangan yang mengatakan bandara udara di Cina tidak bisa mengikuti pertumbuhan yang dialami oleh perusahaan penerbangan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions