MADIUN - Grafik naik-turun kembali dialami Persela Lamongan di lanjutan Indonesia Super League (ISL). Menghadapi Barito Putra di Stadion Wilis, Madiun, Sabtu (6/7/2013) malam, Persela tampil mengecewakan dan harus menelan hasil imbang tanpa gol. Persela kelihatan mengalami anti-klimaks setelah menang besar di laga sebelumnya.
Tidak banyak kesempatan dalam membuka peluang, tim Persela diperparah penyelesaian akhir yang sangat buruk. Duet Mario Costas dan Samsul Arif yang setidaknya mendapat empat peluang bersih di depan gawang Barito, tidak berhasil mengonversi menjadi gol.
Sedangkan Barito Putra layak mengutuk wasit Hadiyana yang sangat buruk dalam membuat keputusan. Ada tiga keputusan penting yang sangat merugikan tim asal Kalimantan Selatan. Dua kali berkesempatan mendapatkan pinalti via Coulibaly Djibril dan Okto Maniani, wasit melewatkannya begitu saja.
Justru ketika Djibril menahan bola dengan dada dan berkesempatan membuka peluang di daerah pinalti Persela, dinyatakan sebagai handsball. Barito memang tidak pantas kecewa mendapat satu angka di Madiun, namun kualitas wasit yang demikian layak menjadi perhatian serius.
Okto Maniani pantas menjadi pemain dengan performa terbaik malam itu. Berdiri di belakang striker Coulibaly Djibril, dia bergerak bebas ke berbagai sisi lapangan dan sangat merepotkan pertahanan Laskar Joko Tingkir. Dia mendapatkan kesempatan emas mencetak gol di babak kedua tapi hanya membentur mistar.
Eksekusi tendangan bebas Okto juga harusnya mendapat ganjaran pinalti karena menyentuh tangan Samsul Arif. Secara keseluruhan Okto menjadi pemain paling menonjol dengan pergerakan dan kecepatannya walau gagal memberikan kemenangan untuk Barito.
Dari kubu Persela, tampaknya terlalu boros mengumbar naluri mencetak gol ke gawang Persiba Balikpapan di match day sebelumnya. Akibatnya tak satu pun bola menembus jala Barito Putra yang dikawal Aditya Harlan. Hampir semua pemain Persela mengalami drop performa. Unggul penguasaan bola pun menjadi tak berguna.
Mario Costas dan Samsul Arif kehilangan sentuhan, Fandi Eko Utomo tak berkembang, sedangkan Gustavo Lopez hanya sekadar menghajar mistar gawang lawan lewat tendangan bebas. Inkonsistensi seperti inilah yang menjadi problem tim Biru Laut sepanjang musim ISL 2013.
Pelatih Caretaker Didik Ludiyanto kecewa dengan performa timnya yang menurun drastis. Dia mengungkapkan, "Kami tidak mampu memanfaatkan sekian kesempatan yang ada. Saya jelas kecewa jika melihat di pertandingan sebelumnya Persela bermain bagus dan menang besar. Pemain seperti kehilangan sentuhannya."
Didik mengakui Persela mengawali laga dengan kurang baik karena frustrasi dengan rapatnya pertahanan Barito Putra. Nyaris tidak ada kesempatan potensial sepanjang 45 menit pertama. Kesempatan dan progres permainan justru datang di babak kedua tapi tetap tak bisa dimaksimalkan.
"Saya minta maaf kepada supporter karena tim bermain tidak dalam permainan terbaik dan gagal memberikan kemenangan. Ini menjadi pelajaran bahwa kami harus tetap fokus di setiap pertandingan. Barito Putra juga bukan lawan yang mudah," tambahnya.
Sementara, Pelatih Barito Putra Salahudin kecewa dengan banyaknya keputusan wasit yang kurang tepat dan merugikan timnya. Kendati demikian, dirinya mengapreasiasi anak asuhnya yang berhasil membawa satu poin dari tur Jawa Timur.
"Wasit kurang cermat dalam melihat pelanggaran. Beberapa keputusan juga tidak tepat. Tapi yang terpenting tim telah berupaya dengan baik dan mendapatkan satu angka di kandang Persela jelas bukan tugas ringan, apalagi sebelumnya kami kalah di Madura," cetus Salahudin (Kukuh Setiawan (Koran Sindo)/Koran SI/acf)