Pages

Jumat, 12 Juli 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com
Di PBB Malala serukan hak pendidikan
Jul 12th 2013, 14:13, by BBC Indonesia

Malala

Malala menyampaikan pidato di PBB bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-16.

Malala Yousefzai, pegiat Pakistan yang ditembak Taliban tahun lalu, berpidato di PBB menyerukan agar semua semua anak mendapatkan akses pendidikan.

"Mari kita ambil pena dan buku kita. Ini adalah senjata yang ampuh. Satu anak, satu guru, satu pena dan satu buku bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya jalan keluar," kata Malala di markas PBB di New York, hari Jumat (12/07).

Ini adalah pidato Malala pertama sejak dia ditembak Taliban Oktober 2012 saat menuju sekolah di Lembah Swat, Pakistan.

Hadir di acara ini adalah Sekjen PBB Ban Ki-moon, utusan khusus PBB untuk pendidikan yang juga mantan PM Inggris, Gordon Brown, dan delegasi lebih 1.000 murid dari seluruh dunia.

Tampak pula keluarga Malala.

Syal Bhutto

Malala menjadi sasaran serangan Taliban karena mengkampanyekan pendidikan untuk anak-anak perempuan.

"Mereka berpikir peluru akan membungkam kami. Mereka gagal."

Ia ditembak dari jarak dekat di bagian kepala dan harus menjalani perawatan di Inggris untuk menyembuhkan luka-lukanya.

Pidato di New York ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-16. Namun ia menolak bila dikatakan hari ini hanya untuk dirinya.

"Hari Malala bukan untuk saya. Hari ini adalah untuk setiap perempuan, setiap anak laki-laki, anak perempuan yang ingin menyuarakan hak mereka," kata Malala.

Ia mengenakan kerudung warna merah mudah dan syal milik pemimpin Pakistan yang dibunuh, Benazir Bhutto.

Malala juga mengatakan bahwa kelompok teroris tidak akan pernah menghentikan langkahnya.

Petisi pendidikan

"Pada 9 Oktober 2012 Taliban menembak saya di bagian kepala. Mereka juga menembak teman saya. Mereka berpikir peluru akan membungkam kami. Mereka gagal," kata Malala dengan suara lantang.

"Teroris mengira mereka bisa mengubah tujuan dan menghentikan ambisi saya," tegas Malala.

"Tidak ada yang berubah. Kecuali bahwa kelemahan, kekhawatiran, dan perasaan tak berdaya mati, sementara lahir kekuatan dan keberanian," kata Malala.

Pidato Malala diakhiri dengan penyerahan petisi yang telah ditandatangani hampir empat juta orang, mendesak para pemimpin dunia membuka akses pendidikan kepada 57 juta anak.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions