Pesawat yang ditumpangi Presiden Bolivia sempat melintas di beberapa negara Uni Eropa.
Menteri Luar Negeri Bolivia David Choquehuanca menyerukan agar pihak yang bertanggung jawab mengakibatkan melarang pesawat Presiden Evo Morales terbang di wilayah udara Uni Eropa pada Selasa (02/07) lalu dihukum.
Masalah ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam pertemuan negara-negara Amerika Selatan.
Pesawat itu dipaksa mendarat di Austria setelah beberapa negara Eropa menolak pesawat itu melewati wilayah udara mereka.
Pada saat itu, ada kecurigaan tak berdasar bahwa buronan intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden, berada di pesawat yang ditumpangi Morales.
"Kami merasa sakit hati, tersinggung dan marah. Ini merupakan agresi terhadap demokrasi dan kehidupan damai bangsa-bangsa secara berdampingan," kata Choquehuanca kepada BBC Mundo.
Presiden Morales pada saat itu baru saja kembali dari kunjungannya ke Moskow dengan jet kepresidenan.
Pada sekitar saat yang sama, buronan intelijen AS, Snowden, dikabarkan akan diangkut untuk transit di airport di Moskow.
Klik Prancis telah meminta maaf atas insiden ini dan mengatakan ini adalah "informasi yang menimbulkan konflik."
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan ia memberi ijin terbang begitu tahu yang ada di pesawat adalah Morales.
Namun tampaknya permintaan maaf ini tidak memuaskan Bolivia dan negara-negara lain di Amerika Latin.
"Pernyataan saja tidak cukup. Kami berharap mereka yang bertanggung jawab atas kejadian yang tidak dapat diterima ini juga dihukum," kata Choquehuanca.
