Rabu, 14 Mei 2014 21:54 wib | Nina Suartika - Okezone
JAKARTA - Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) selalu menjadi rekomendasi ekstrakurikuler anak yang bisa membentuk karakter bangsa. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menghayati peran Pramuka dalam komunitas berbasis masjid.
"Mandat inti Pramuka saat ini adalah mendidik anak muda berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Kepramukaan. Bahkan sekolah-sekolah saat ini mewajibkan ekstrakurikuler Pramuka," terang Ketua Kwarnas Pramuka Indonesia Adhyaksa Dault dalam Rapimnas LDII 2014 di Balai Kartini, Rabu (14/5/2014).
Mantan Menpora ini mengapresiasi LDII yang mengaplikasikan kepramukaan ke dalam agenda pembentukan kader mudanya. Sako Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) merupakan perwujudan komunitas berbasis masjid dan UU Kepramukaan.
Pramuka versi LDII ini tidak hanya melibatkan kakak pembina Pramuka, namun orangtua bersinergi membina karakter anggota Sako SPN. Itulah sebabnya, jelas Adhyaksa, Sako SPN perlu dikembangkan. Lantaran mereka menyadari pondasi utama karakter anak adalah orangtua sebagai pendidik yang terhubung langsung dengan anak.
Sedangkan fungsi para pembina Pramuka sebagai mediator bagi orangtua dalam memberikan laporan perkembangan anak kepada orangtua. Hasil sistem pendidikan model tersebut terbukti membuahkan prestasi.
Sako SPN baru saja dikukuhkan sebagai Kwartir Tingkat Nasional. Mereka juga berpartisipasi dalam Jambore Tingkat ASEAN di Thailand pada akhir tahun 2013 lalu.
"Pendidikan Pramuka LDII dekat dengan pendidikan karakter. Praktek pendidikan afektif yang diharapkan para pengajar, yaitu implementasi budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Jelas hal ini dapat membantu pembinaan generasi penerus," urai Adhyaksa.
(ful)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.