Pendukungnya meneriakan 'bebaskan Klay BBJ' saat dibawa dengan mobil tahanan.
Penyanyi Rap asal Tunisia, Ahmed Ben Ahmed yang dikenal juga dengan nama Klay BBJ, divonis hukuman penjara enam bulan oleh pengadilan negara itu karena dinyatakan terbukti menghina pemerintah lewat lagu-lagunya.
Dia dan rekannya sesama penyanyi rap Weld El 15 dinyatakan bersalah bulan lalu karena menghina polisi pada konser yang berlangsung di Hammamet.
Kedua penyanyi rap tersebut telah divonis in absentia pada bulan Agustus lalu dengan hukuman 21 bulan penjara.
Ahmed Ben Ahmed kemudian mengajukan banding namun dinyatakan kalah meski vonis hukumannya berkurang.
Sementara Weld El 15 yang juga pernah bermasalah dengan lagunya yang berjudul The Police Are Dogs tidak mengajukan banding dan saat ini masih melarikan diri.
"Lagu kami mengkritik kondisi terkini di Tunisia dan juga pemerintahnya, tidak lebih dan tidak kurang," kata Klay BBJ di pengadilan seperti dikutip dari AFP.
Namun hakim menolak bandingnya dan mengatakan hukuman enam bulan akan segera mulai diterapkan.
Kantor Berita Associated Press melaporkan pendukungnya meneriakan "bebaskan Klay BBJ" saat dia meninggalkan ruang pengadilan di Hammamet dengan mobil tahanan polisi.
Pengacara Klay BBJ, Ghazi Mrabet mengatakan upaya hukum mereka untuk membebaskan kliennya belum selesai dan dua berencana untuk melakukan banding lagi.
"Lagu kami mengkritik kondisi terkini di Tunisia dan juga pemerintahnya, tidak lebih dan tidak kurang"
"Ini adalah bentuk ketidakadilan baru yang menyasar seniman. Saya akan banding dan melanjutkan perjuangan ini," katanya kepada AFP.
Rekan Klay BBJ, Weld El 15 yang mempunyai nama asli Ala Yaacoubi sebelumnya telah dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada bulan Juni lalu karena lagu The Police Are Dogs.
Hukumannya kemudian dibatalkan dan dibebaskan dari penjara namun dia masih bersembunyi saat ini karena vonis yang dijatuhkan pada bulan Agustus lalu.
Tunisia sendiri merupakan negara yang dikenal sebagai lahirnya Klik Arab Spring atau musim semi Arab dimana warga Arab mulai melakukan revolusi terhadap pemimpin mereka yang dinilai otoriter.