Pages

Selasa, 23 Juli 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com 
Rekonsilasi Syiah Sampang dilanjutkan
Jul 23rd 2013, 07:13, by BBC Indonesia

Dua orang warga Syiah Sampang yang terusir dari kampungnya.

Upaya rekonsiliasi untuk menyelesaikan konflik warga Syiah Sampang dan kelompok penentangnya harus melibatkan tokoh ulama dan akar rumput di Madura, demikian usulan yang berkembang.

Pertemuan rekonsiliasi telah digelar dua kali yaitu pada Sabtu (20/07) dan Senin (21/07) kemarin di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya.

Sebagai mediator, Rektorat IAIN Sunan Ampel secara terpisah telah mendengarkan masukan dari Badan Silaturahmi Ulama dan Pesantren Madura serta perwakilan pengungsi Syiah dan organisasi yang menaunginya, Ahlul Bait Indonesia, ABI.

Dalam dua pertemuan itu, pihak yang diundang antara lain meliputi perwakilan ormas Nadhlatul Ulama, Muhammadiyah, ABI Jatim, Kementerian Agama, MUI, serta perwakilan Pemerintah Provinsi Jatim.

"Kultur masyarakat Madura itu tunduk pada ulama dan kiayi. Seyogyanya ini menjadi pijakan untuk memulai upaya rekonsiliasi."

"Dalam pertemuan rekonsiliasi kemarin (Senin), saya mengutarakan tentang konsep Pokjanas ( gabungan akademisi UGM dan UMM serta LSM) tentang 'bina damai', yang juga menjadi keinginan pengungsi dan kami," kata juru bicara ABI, Hertasning Ichlas, Selasa (23//07) kepada BBC Indonesia, melalui surat elektronik.

Menurutnya, konsep bina damai diawali dengan melibatkan tokoh masyarakat di akar rumput untuk menjadi juru damai.

"Lalu pengungsi (Syiah asal Sampang) pulang kampung," katanya.

Setelah itu, menurutnya, seluruh warga dilibatkan dalam "upaya membangun reintegrasi dan kohesi yang kemarin terkoyak".

Sementara, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Sampang Rudi Setiadhi menyarankan, agar proses rekonsiliasi tetap memperhatikan masukan dari tokoh ulama dan kiayi di Madura.

"Kultur masyarakat Madura itu tunduk pada ulama dan kiai. Seyogyanya ini menjadi pijakan untuk memulai upaya rekonsiliasi," kata Rudi Setiadhi, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Selasa siang, melalui telepon.

Menurutnya, upaya rekonsiliasi warga Syiah Sampang dengan kelompok penentangnya "tidak bisa diremote pihak luar manapun."

Seorang bocah, yang orang tuanye menganut Islam Syiah, semula diungsikan di GOR Sampang sebelum dipindah ke rusun Sidoarjo.

"Rekonsiliasi harus benar-benar alami," kata Rudi. "Kedua pihak tidak membawa kepentingan lain kecuali untuk rekonsiliasi itu sendiri".

Karena itulah, dia menyarankan agar sejak awal para kiai dan tokoh ulama Madura harus dilibatkan dalam Klik proses rekonsiliasi yang diprakarsai pemerintah pusat.

Pertemuan rekonsiliasi yang masih dalam taraf awal ini akan dilanjutkan pada Selasa malam di Kampus IAIN Sunan Amepl Surabaya.

Warga Syiah Sampang yang terusir dari kampungnya sejak September 2012 lalu,Klik telah dipindahkan sementara di rumah susun sederhana di Sidoarjo, Jatim, 20 Juni lalu, walaupun mereka menuntut kembali kempungnya.

Mereka diusir dari kampungnya di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Sampang, pada 26 Agustus 2012 lalu, setelah sebagian besar rumah mereka dibakar dan dirusak oleh sekelompok orang.

Warga Syiah sempat memprotes rencana pemindahan pengungsi Syiah Sampang dengan mendatangi gedung DPR.

Sejak saat itulah, sebanyak 165 orang Klik warga Syiah tinggal di dalam GOR tersebut dengan status sebagai pengungsi.

Keinginan mereka untuk kembali ke kampung halamannya, selalu ditolak Pemda dan Klik otoritas keamanan Kota Sampang, karena alasan keamanan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions