Massa di Sofia marah setelah penunjukan pengusaha media sebagai kepala keamanan nasional.
Pendemo di Bulgaria memblokir pintu gedung parlemen saat menggelar aksi protes menentang skandal korupsi pemerintah.
Akibat pemblokiran tersebut, lebih dari 100 politisi, wartawan dan karyawan lainnya terkunci di dalam gedung parlemen, demikian laporan media setempat.
Sejumlah laporan lain menyebut mereka telah terkurung selama lima jam lebih.
Massa pendemo juga terlibat pertikaian dengan polisi di ibukota Sofia, saat aksi anti pemerintah memasuki hari ke 40.
Sebelumnya seorang anggota Komisi Keadilan Uni Eropa menyatakan dukungan bagi para pendemo.
Viviane Reding, yang tengah berada di Bulgaria dalam situs mikroblog Twitter mengatakan: "Di Sofia hari ini, simpati saya untuk warga Bulgaria yang memprotes korupsi."
Sementara tensi di luar gedung parlemen meneriakkan kata "Mafia!" dan "Mundur!" dan mencegah bus dengan pengawalan ketat untuk meninggalkan gedung parlemen.
Sejumlah pendemo dan sedikitnya satu orang anggota polisi dilaporkan mengalami cedera dalam insiden ini.
Bulgaria merupakan anggota termiskin Uni Eropa, tengah menghadapi krisis politik selama beberapa bulan terakhir. Pemerintah saat ini berkuasa setelah pemilu sela Mei lalu.
Aksi besar telah berlangsung selama lima pekan menentang koalisi pemerintah dimana ribuan orang turun ke jalan di Sofia dan kota lainnya.
Aksi demo pecah menyusul penunjukkan pengusaha media yang kontroversial, Delyan Peevski, sebagai kepala badan keamanan nasional.
Perdana Menteri Plamen Oresharski, selaku pemimpin koalisi pemerintah Sosialis, kemudian membatalkan penunjukkan tersebut dan meminta maaf, tetapi aksi massa tetap berlanjut.
