Perjanjian antara Jepang dan Cina untuk bekerja sama dilanggar di tengah konfrontasi.
Jepang menyampaikan protes kepada Cina atas pembangunan anjungan pengeboran di dekat ladang minyak yang diperebutkan di Laut Cina Timur.
Menteri Sekretaris Negara Yoshihiko Suga mengatakan Cina membangun pelataran anjungan pengeboran sekitar 26 kilometer ke arah barat wilayah Cina dari garis median antara kedua negara.
"Kami tetap memegang pendirian bahwa kita tidak dapat menerima pembangunan sepihak yang dilakukan Cina di wilayah ini," kata Suga seperti dikutip kantor berita AFP pada Rabu (03/07).
Alasannya, kata Suga, Jepang dan Cina saling mengklaim wilayah itu sementara penentuan dengan tepat batas antara kedua negara belum disepakati. Jepang menganggap garis median sebagai garis pembatas yang sesuai, tetapi Cina tidak setuju.
Pembangunan anjungan pengeboran memang terletak di dalam garis median Cina tetapi Jepang khawatir hal itu akan memungkinkan Cina menyedot gas dari dalam wilayah Jepang.
"Kita telah menyampaikan keprihatinan mendalam kepada Cina tentang aktivitas kapal derek. Melalui jalur diplomatik, kita mengatakan kita tidak dapat menerima hal itu," tegas Yoshihiko Suga.
Sejauh ini, lanjutnya, Cina belum memberikan tanggapan.
Pada 2008 kedua negara sepakat bahwa perusahaan-perusahaan Jepang akan diizinkan untuk menanamkan modal dalam proyek pembangunan ladang gas, setelah Cina memulai proyek.
Tetapi kemajuan kerja sama ini menemui jalan buntu di tengah ketegangan sengketa wilayah.
Sebelumnya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperingatkan bahwa Klik Jepang akan menggunakan kekuatan terhadap kapal-kapal pemerintah Cina bila mendarat di kepulauan yang diperebutkan kedua negara.