Blatter mengatakan suhu yang sangat tinggi membahayakan pemain.
Presiden FIFA, Sepp Blatter, mendesak agar Piala Dunia 2022 di Qatar dialihkan penyelenggarannya ke musim dingin.
Usul ini disampaikan karena penyelenggaraan di bulan Juni atau Juli -ketika belahan Bumi utara mengalami musim panas- bisa membahayakan kesehatan pemain dan juga penonton karena tingginya suhu udara di Qatar.
"Kita masih punya waktu (untuk memindahkan Piala Dunia 2022 ke musim dingin)," kata Blatter.
Ia mengungkapkan bahwa masalah ini akan dibahas oleh komite FIFA bulan Oktober dan setelah pertemuan ini diharapkan ada keputusan tentang waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Temperatur di Qatar bisa mencapai 50 derajat Celcius selama musim panas dan panitia lokal sudah mengatakan siap untuk menggelar semua pertandingan di stadion yang dilengkapi alat pendingin udara.
Namun Blatter melihat solusi itu tidak memecahkan masalah secara keseluruhan.
"Suhu udara di stadion memang bisa diturunkan, namun bagaimana dengan suhu di tempat-tempat lain?"
"Piala Dunia mestinya menjadi ajang festival bagi seluruh penggemar sepak bola. Suhu udara di stadion memang bisa diturunkan, namun bagaimana dengan suhu di tempat-tempat lain? Selain itu para pemain juga harus berlaga dalam situasi dan kondisi ideal," papar Blatter.
Menanggapi usul Blatter, Hassan Al-Thawadi dari panitia penyelenggara di Qatar mengatakan pihaknya siap menggelar Piala Dunia di musim dingin.
"Kalau itu sudah menjadi keputusan, tentu kami akan menerima," kata Al-Thawadi.
Blatter mengatakan desakan menggelar Klik Piala Dunia 2022 di musim dingin ia kemukakan setelah menerima masukan dari dokter.
Kajian baru menyebutkan bermain di tengah suhu yang sangat tinggi bisa membahayakan kesehatan pemain.
Penyelenggaraan Piala Dunia di musim dingin akan berdampak pada Klik kalender kompetisi liga di Inggris yang diputar nyaris sepanjang tahun.
Penyelenggara liga di Inggris harus mengosongkan waktu setidaknya enam pekan dalam periode November-Desember untuk mengakomodasi Piala Dunia.
