Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tersangka pengadaan bus Transjakarta Udar Pristono saat ini baru mulai bicara banyak terkait kasus Transjakarta. Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI itu beralasan karena ia merasa rekan-rekannya sesama Dishub selama ini hanya tinggal diam. Padahal, ia berharap ada yang membantu menjelaskan perihal masalah pengadaan bus-bus tersebut.
"Saya harus ngomong gini karena saya terpaksa harus ngomong. Kalau kemarin saya masih menahan, karena saya masih menunggu teman-teman saya bicara. Tapi nggak ada yang bicara," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Ia mengatakan sebenarnya sangat memerlukan bantuan sejumlah pihak termasuk rekannya saat Dishub mendorong 531 bus Transjakarta yang saat ini berada di pool Ciputat untuk ikut diperiksa. Apakah juga bermasalah seperti 14 bus lainnya atau tidak. Hasil pemeriksaan itu nantinya kemungkinan dapat menjadi pintu penyelesaian masalah pengadaan bus-bus tersebut.
Sebab, pada 125 bus yang dianggarkan dalam APBD 2013 dan sudah beroperasi saat ini tak ditemukan kerusakan atau pun karat. Menurutnya agar fokus tidak hanya pada 14 bus tetapi juga pemeriksaan sebaiknya menyeluruh ke semua unit bus. Jika terbukti 531 bus itu tidak memiliki masalah, menurutnya tidak bisa langsung disimpulkan pengadaan bus DKI bermasalah.
Karena, lanjut Pristono, dari ratusan armada hanya 14 yang rusak. Pristono pun menganalogikan seperti ketika membeli 1 krak telur yang 4 di antaranya pecah atau busuk. Namun tidak berarti telur lainnya juga rusak.
"Dulu saya ditelepon tidak pernah mau. Karena saya menghindari polemik. Sekarang saya bicara karena saya liat teman-teman saya diam semua. Terus siapa yang mau belain saya. Karena nasib saya udah di ujung tanjung. Jadi kalau ada seperti saya mengalami kesulitan kan dilihat dong," ucapnya.
Pristono menyusul 2 anak buahnya yang lebih dulu berstatus tersangka yakni R Drajat Adhyaksa dan Setyo Tuhu, dalam kasus dugaan mark up proyek pengadaan bus Transjakarta dan pengadaan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) senilai Rp 1,5 triliun.
Penetapan tersangka Pristono berdasarkan surat perintah Penyidikan Nomor: Print – 32/F.2/ Fd.1/05/2014, tanggal 09 Mei 2014.
Selain itu, Prawoto selaku Direktur Pusat Teknologi dan Sistem Transportasi Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga ditetapkan tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Print – 33/F.2/ Fd.1/05/2014, tanggal 09 Mei 2014.
(Muhammad Ali ) ;
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
 - Helmi Fithriansyah 1.jpg){kind=link}
