Liputan6.com, Donetsk - Pertempuran terjadi di Bandara Kota Donetsk, Ukraina pasca-terpilihnya Presiden baru negara tersebut, Petro Poroshenko. Militer Ukraina berperang secara terbuka dengan kelompok militan pro-Rusia.
Seperti dimuat BBC, Rabu (28/5/2014), situasi bandara saat ini sudah kondusif. Militer Ukraina menguasai kembali keamanan lapangan terbang. Namun jumlah korban tewas masih simpang siur.
Sekitar 30 orang kelompok pro-Rusia dikabarkan tewas di lokasi dalam aksi saling gempur di bandara Senin 26 Mei 2014 waktu setempat. Sementara sedikitnya 7 orang lainnya yang diduga tentara Ukraian tewas.
Walikota Donetsk Alexander Lukyanchenko mengatakan, korban tewas mencapai sekitar 40 orang. Sementara menurut pemimpin kelompok pemberontak, korban jiwa bisa mencapai lebih dari 100 orang.
Selain korban tewas, ada sejumlah orang yang diduga diculik. Dilaporkan BBC bahwa sejumlah orang, berasal dari Turki, Swiss, Estonia, dan Denmark diduga diculik kelompok separatis. Menteri Perdagangan Denmark Mogens Jensen disebut-sebut juga termasuk dalam korban penculikan.
Sejak terpilih baru-baru ini, Presiden Petro telah menyerukan kepada militernya untuk menghentikan aksi perlawanan terhadap pemberontak. Namun serangan di bandara tak terelakkan. Militer harus turun tangan.
Krisis Ukraina terjadi sejak November 2013, sejak Presiden kala itu, Viktor Yanukovych memulai kerja sama dengan Uni Eropa ketimbang Rusia. Pihak oposisi di Ukraina menggelar protes terus menerus hingga akhirnya Parlemen memecat Viktor,
Kerusuhan justru tetap terjadi pasca-tumbangnya Viktor, bahkan berbuntut melepasnya wilayah Crimea dari Ukraina, dan kemudian bergabung ke Rusia.
(Rizki Gunawan) ;
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.