UNTUK memeroleh kulit bersih dan menarik secara instan, banyak wanita menggunakan obat kosmetik. Namun, tanpa disadari, tidak jarang kosmetik yang dibeli ternyata palsu hanya karena mengejar harga murah.
Menggunakan obat kosmetik palsu hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Bahkan, menurut Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM, dra Reri Indriyanti, Apt, Msi, obat kosmetik palsu dapat berdampak mulai dari ringan sampai berat.
"Kalau dampak yang ringan mungkin bisa terlihat secara fisik, yakni kulit mengelupas dan kemerahan," katanya pada diskusi tentang "Maraknya Peredaran Obat dan Kosmetik Palsu" di @America, Pacific Place Mall, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Dampak jangka panjang penggunaan obat kosmetik palsu, tambah dra Reri, adalah gagal ginjal hingga kanker. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena zat-zat dalam obat palsu sebenarnya tidak boleh terserap tubuh.
"Misalnya, di dalam obat kosmetik palsu ada zat untuk cat tembok, bagaimana tubuh bila diberi seperti itu? Walaupun penggunaannya tidak dengan ditelan, tetapi bila terus-menerus digunakan akan terserap oleh tubuh melalui kulit," paparnya.
"Ya namanya cat tembok dikasih ke badan (kulit-red), pasti ada risikonya terhadap kesehatan," tutupnya. (ftr)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.