Mendikbud Mohammad Nuh. (Foto: Margaret Puspitarini/Okezone) JAKARTA - Seorang siswa dari SMA Negeri 1 Duku Puntang, Cirebon beserta keluarganya mengunjungi Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sore tadi.
Anggi Akmad Fauzi tak sendiri. Dia datang bersama ayah, paman dan sepupunya. Tujuan kedatangan dia karena ingin bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh.
Anggi ingin mengadu kepada M Nuh karena dirinya tidak mampu untuk membeli satu paket LKS yang terdiri dari 18 buku. Jika dirinya tidak membeli buku itu, sang guru "mengancam" bahwa Anggi harus remedial.
"Saya disuruh beli LKS sama guru di toko di luar sekolah, karena di sekolah tidak tersedia. Pas saya enggak beli LKS, saya disuruh guru keluar untuk memanggil paman saya untuk dijelaskan," ujar Anggi, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Pamannya yang bernama Saiful Mu'minin pun angkat bicara mengenai kasus ini. Dia bercerita, saat dia menyambangi sekolah Anggi, dia malah dimarahi sang guru. Tak terima, paman Anggi pun melaporkan hal ini ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon dan Polres setempat.
"Keponakan saya tidak bisa sekolah, karena tidak mampu beli LKS," tegas Saiful.
Sekadar diketahui, Anggi dan semua siswa diminta membeli LKS seharga Rp8 ribu per SKS. Total jumlah LKS yang harus dibeli 18 buah, dengan total satu paket sebesar Rp144 ribu.
"Kalau tidak dipenuhi, semua siswa diancam tidak akan mendapatkan nilai. Jika tidak segera membeli, nilai saya diancam jelek," ucap Anggi. (ade)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.