Kampus UNS. (Foto: dokumentasi UNS) SOLO - Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) akan menggelar seminar budaya yang mengangkat tema Reaktualisasi Warisan Seni Budaya Kentrung dan Wayang Dakwah. Seminar ini bukanlah seminar biasannya.
Selain seminar, juga akan ditampilkan budaya kuno milik bangsa peninggalan abad ke-16 tersebut. Termasuk memadukan kesenian Kentrung yang sudah dimodifikasi secara modern dan dikemas dalam rock n roll.
Kepala Javanologi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS, Sahid Teguh Widodo, mengatakan seminar budaya sekaligus gelar kesenian kuno ini ditujukan menyusul semakin terkikisnya keberadaan kesenian tersebut dari budaya Indonesia.
Saat ini, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Javanologi UNS, saat ini hanya 10 persen saja masyarakat Indonesia yang masih tetap mempertahankan budaya tersebut. Sisannya,sudah tidak ada sama sekali.
"Di Kabupaten Blora misalnya. Semula terdapat grup musik yang tetap mempertahankan seni budaya Kentrung ini. Namun, seiring perjalanan waktu, saat ini hanya tersisa 1 grup seni saja yang masih tetap mempertahankan seni budaya musik Kentrung tersebut. Sisannya sudah musnah," papar Tegus, kepada wartawan di Kampus LPPM UNS, Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/5/2014).
Padahal, dalam kesenian musik Kentrung yang populer pada abad ke 16 ini didaerah pesisir tanah Jawa, terdapat kandungan filosofi kehidupan yang cukup kental sekali. Termasuk nilai-nilai dakwah,cerita, dan penokohan pada umumnya memuat ketauladan zaman Khalifah Empat, Wali Sono, dan Zaman Mataram Islam. Termasuk saat musik kesinian Kentrung di zaman Kerajaan Majapahit, juga akan ditampilkan.
Atas dasar itulah, pusat Javanalogi UNS,mencoba kembali menggali kesenian tersebut,termasuk mengundang grup musik Kentrung yang hingga kini masih bertahan.
Selain akan mengupas kesenian Kentrung tersebut, dalam seminar yang juga dihadiri 15 Negara tersebut, juga akan mengkolaborasi kesenian Kentrung dengan rock n roll. Diharapkan,dengan penggabungan tersebut, akan kembali menimbulkan rasa cinta masyarakat terhadap kesnian Kentrung yang membawa kesenian islam tersebut.
"Selain itu kita juga akan menggelar Wayang Dakwah. Wayang Dakwah ini perlu diangkat kembali sebagai inspirasi pengembangan pengetahuan seni dan budaya yang memiliki kekuatan sebagai penjamin keberlangsungan peradaban,"jelasnya.
Seminar ini akan menampilkan tokoh-tokoh budaya nasional dan dunia diantarannya Prof. Sumarsam dari Wesleyan University, serta tokoh-tokoh budaya lokal seperti Bondet Wrahatnala dari ISI Solo, Jawa Tengah. (ade)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.