Pages

Rabu, 28 Mei 2014

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage 
Shop Adidas

Run better, look better, feel better with running gear favorites at Adidas. Find select styles up to 40% off today.
From our sponsors
Kisah Susu dan Anak Pelacur
May 27th 2014, 17:36

SURABAYA - Sejuta kisah pilu para Pekerja Seks Komersial (PSK). Tak hanya di Lokalisasi Dolly, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, yang usianya tinggal menghitung hari. PSK di lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo juga memiliki kisah serupa.

Salah satunya adalah PSK sebut saja Indah (29). Perempuan asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu sudah satu tahun bekerja di lokalisasi Moro Seneng sebagai pemuas nafsu para lelaki hidung belang.

Indah menuturkan, kisah pilunya saat menjalani profesi sebagai pemuas nafsu lelaki hidung belang di lokalisasi itu kepada salah satu pelanggannya sebut saja Fat.

Kepada Fat, Indah mengaku mengalami kejadian aneh. Yakni ketika pertama kali bekerja sebagai PSK di Lokalisasi tersebut. Di Wisma Arum Manis, Indah melayani sejumlah lelaki hidung belang. Tarif untuk bisa berkencan dengan Indah para lelaki harus menyediakan uang sebesar Rp200 ribu.

Uang dari hasil itu digunakan untuk membiayai kehidupan anaknya yang saat itu masih berusia 2 tahun. Saat itu, Indah pamitan untuk membesuk anaknya di kampung. Uang dari hasil bekerja di lokalisasi digunakan untuk membeli susu.

"Waktu saya beli susu, kemudian saya berikan kepada anak saya, nggak tahu kenapa tiba-tiba langsung muntah. Kejadian itu terus berulang sampai saya nggak tega," kata Fat menirukan perkataan Indah.

Indah kemudian membelikan anaknya susu instan dengan merek yang berbeda. Lagi-lagi anak semata wayangnya itu pun muntah berkali-kali. Hingga akhirnya, ia pun merasa putus asa dan kembali ke lokalisasi Moro Seneng.

Sementara, anak semata wayangnya itu diasuh oleh ibu kandungnya. Kepada sang ibu, Indah mengaku bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya.

Sementara sisa uang tersebut dititipkan kepada sang ibu sebagai biaya hidup anaknya itu. Keanehan pun kembali terjadi, ketika sang ibu membeli susu dari uang itu dan diberikan kepada sang anak ternyata tidak ada masalah.

"Uangnya meski dari hasil bekerja di lokalisasi, tapi ketika itu yang membelikan susu adalah ibunya ternyata diminum nggak ada masalah. Hingga saat ini Indah tidak pernah membelikan susu secara langsung melainkan melalui ibunya," kata Fat yang mengaku pernah menggunakan jasa Indah di lokalisasi tersebut. 

(kem)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions