Ilustrasi: okezone JAKARTA - Terkuaknya perilaku asusila yang dilakukan oleh para guru tentu mencoreng citra pahlawan tanpa tanda jasa itu. Tidak heran banyak orangtua dan masyarakat luas yang merasa was-was dan tidak percaya terhadap para guru yang menjadi pembimbing anak selama di luar rumah.
Salah seorang Pengamat Pendidikan Mohammad Abduhzen berpendapat, citra buruk itu bisa hilang. "Bertugas dengan sebaik-baiknya. Tidak melakukan atau mengulangi lagi hal-hal yang tercela secara moral," ujar Abduhzen ketika berbincang dengan Okezone, Jumat (16/5/2014).
Menurut Abduhzen, salah satu cara untuk meminimalisasi perilaku immoral yang dilakukan oleh tenaga pendidik ialah memberikan pencerahan moral. Dalam pencerahan moral tersebut, kata Abduhzen, para guru disadarkan kembali mengenai peran mereka di masyarakat yang jauh lebih penting dari sekadar pengajar.
"Guru-guru kita memang nyaris tak pernah diberi pencerahan moral. Dalam pelatihan juga tak disadarkan tentang posisi mereka di masyarakat sebagai teladan," paparnya.
Dia berpendapat, pencerahan moral bisa disisipkan melalui pelatihan metode. Sebab, jiwa kependidikan para guru harus ikut dikelola, bukan sekadar kemampuan atau kompetensi dalam memberikan materi.
"Bisa dikemas dalam bentuk pelatihan metode. Metode itu melekat pada diri dan kepribadian guru. Intinya guru harus dikelola juga jiwa kependidikannya," imbuh Abduhzen.
Dosen di Universitas Paramadina itu menegaskan, setiap tenaga pendidik yang terbukti melakukan aksi kekerasan dan perilaku asusila terhadap anak didik harus mendapat hukuman yang tegas. Namun, tindak kejahatan tersebut harus terbukti kebenarannya.
"Harus ditindak dengan tegas dan diberhentikan dari profesinya sebagai guru. Tapi tentunya harus diselidiki benar-benar kasusnya," tutur Abduhzen. (rfa)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.