Ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja melakukan aksi saat peringatan Hari Buruh Internasional di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (1/5/14). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Liputan6.com, Jakarta - Kendati menghadiri peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tak bisa dipastikan calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mendulang dukungan dari kelompok buruh.
Seorang buruh yang hadir di acara yang diikuti 40 ribu lebih buruh tersebut, Yati, mengungkapkan, hingga saat ini para buruh belum pernah membuat kesepakatan soal calon presiden yang akan diusung dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.
"Kita nggak tahu, kita belum disuruh milih presiden kok. Apalagi Prabowo," kata Yati, Kamis (1/5/2014), di Gelora Bung Karno. Yati akan memilih capres yang berjanji bisa menaikan upah buruh 30 persen.
"Kalau lihat kampanye-kampanye sih belum ada presiden yang dianggap bisa penuhi aspirasi buruh," lanjut perempuan yang bekerja di salah satu pabrik perangkat komputer di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Senada dengan Yati, buruh lainnya, Andri, juga menegaskan tak yakin Prabowo bisa mengubah drastis nasib buruh, sekalipun dia datang ke tengah-tengah massa buruh yang sedang menggelar aksi damai.
"Janji-janjinya bagus, tapi nggak tahu kalau sudah terpilih. Presidennya siapa juga sepertinya nggak ngaruh buat buruh," kata Andri.
Andri yang sehari-hari bekerja di pabrik kemasan farmasi di Cikarang ini juga mengatakan, siapapun presidennya buruh harus tetap diutamakan sebagai penggerak roda pembangunan.
"Selain TKI, buruh juga harus diperhatikan. Yang penting presiden nanti pro-buruh, itu sudah cukup," tukas Andri. (Sss)
(Sunariyah)