Ilustrasi: (Foto: Reuters) JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menyatakan asumsi makro ekonomi nasional yang sering terjadi setiap tahun, kali ini akan bergeser lebih besar. Pemerintah, tuturnya, akan terus menjaga keberlanjutan sisi fiskal ekonomi yang tetap terjaga.
"Deviasi dari asumsinya lebih besar tahun ini. Tapi intinya, dari sisi sustainability-nya, kemudian dari sisi defisitnya pusat dan daerah tak lebih dari 3 persen," tutur Anny ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Beberapa indikator yang akan bergeser cukup jauh dari perkiraan pemerintah yaitu nilai tukar rupiah dan lifting minyak yang untuk saat ini saja telah nampak pelemahannya.
"Paling utama kurs, berbeda sekali dengan yang kita lihat akhir-akhir ini. Prediksi sampai akhir tahun akan melampaui dari APBN. Kedua dari lifting, akan turun signifikan di kisaran 810-815 begitu," terangnya.
Untuk itu, Anny menjelaskan, pemerintah terus mempersiapkan APBN Perubahan guna mengantisipasi dampak pergeseran nilai tukar dan lifting terhadap APBN. Dia menegaskan, pemerintah terus berupaya agar besaran defisit anggaran pemerintah pusat paling tinggi 2,5 persen.
"Angkanya masih kita hitung. Tapi prinsipnya pusat akan kita jaga, pusat maksimum tidak akan melampaui 2,5 persen. Selain subsidi BBM, juga yang harus diperhatikan subsidi listrik," pungkasnya. (rzy)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.