Tika Bisono. (Foto: Helmi Ade Saputra/Okezone) JAKARTA - Dunia pendidikan tidak hanya digemparkan oleh kasus pelecehan seksual terhadap murid TK di Jakarta Internasional School (JIS), tetapi juga permasalahan di bidang kurikulumnya.
Salah satu masalah yang diperdebatkan di bidang kurikulum adalah penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris. Rencana ditiadakannya mata pelajaran Bahasa Inggris tersebut ditenggarai oleh adanya asumsi bahasa indonesia yang semakin ditinggalkan.
Tetapi, menurut psikolog, Tika Bisono menghilangkan mata pelajaran Bahasa Inggris dari kurikulum merupakan langkah yang kurang tepat. Bahkan, Tika Bisono berani mengatakan bahwa ditiadakannya mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai langkah kemunduruan dunia pendidikan di Indonesia.
"Ada beberapa pelajaran akan dihilangkan, misalnya bahasa Inggris. Menurut saya itu suatu kemunduran, kalau khawatir bahasa Indonesia semakin ditinggalkan bukan berarti tidak mempelajari bahasa Inggris," ucap Tika Bisono, pada acara bertema 'Dompet Dhuafa Gandeng GNOTA, Move On untuk Pendidikan Anak Indonesia' di Blok M Plaza, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
"Boleh menggunakan bahasa Inggris, tetapi jangan pula melupakan bahasa ibu," tambahnya.
Lebih lanjut, Tika Bisono tidak segan memberikan rapor merah pada pendidikan di Indonesia. Bahkan, menurutnya dengan adanya kurikulum baru ternyata membuat guru seluruh di seluruh Indonesia "pingsan" karena bingung.
"Saya sarankan terima dahulu saja kurikulum yyang baru. Tetapi, kalau guru-guru mempunyai kreativitas apapun lakukan saja tidak perlu menunggu kemendikbud, jangan sampai pendidikan kita kalah dengan timor leste, Singapura, atau Malaysia," imbuh Tika Bisono. (ade)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.