Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra dilengserkan lewat keputusan Mahkamah Konstitusi (MK),(7/5/14), (REUTERS/Chaiwat Subprasom)
Liputan6.com, Bangkok - Situasi Thailand kian tak menentu menyusul kudeta militer, kemarin atau Kamis 22 Mei. Pengambilalihan kekuasaan dilakukan setelah Angkatan Bersenjata Negeri Gajah Putihitu menetapkan darurat militer.
Kini, mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dikabarkan ditahan pihak militer. Ia saat ini dikabarkan berada di kamp tentara di dekat ibukota Bangkok.
Seperti dilansir BBC, Jumat (23/5/2014), Yingluck ditahan setelah mantan perdana menteri ini dan lebih dari 100 politikus senior diminta melapor ke pemerintah militer. Yingluck sebelumnya keluar dari persembunyiannya.
Seiring dengan itu, sebagian kecil warga masih menggelar demonstrasi menentang kudeta militer di Bangkok. Mereka mengabaikan larangan berkumpul.
Dikabarkan pula, para politikus termasuk Yingluck sempat ditahan beberapa jam setelah melapor. Mereka kemudian dibawa ke kamp tentara di luar Kota Bangkok.
6 Pejabat tinggi militer telah diangkat untuk menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan komandan tentara di daerah akan mengawasi pemerintahan setempat.
Wartawan BBC di Bangkok, Jonathan Head, mengatakan tak seperti kudeta sebelumnya, pihak militer belum menjanjikan apa pun untuk mengembalikan kekuasaan Thailand ke pihak sipil.
Kendati demikian, tentara yang ditempatkan di jalanan utama di ibukota Bangkok telah ditarik. "Kehidupan telah kembali normal kendati jam malam secara nasional masih ditetapkan," kata Head.
Walaupun ada sebagian kecil orang memprotes kudeta yang berujung pada penahanan sejumlah orang, sejauh ini belum ada penentangan besar terkait kudeta ke-12 dalam sejarah modern Thailand tersebut.
(Anri Syaiful) ;