Ilustrasi: okezone JAKARTA - ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Untuk menang dalam persaingan pada MEA, hardskill saja tidak cukup. Lulusan perguruan tinggi juga harus memiliki softskill yang mendukung.
Pendapat tersebut diungkapkan Ketua UKM Debat Bahasa Inggris Universitas Negeri Surabaya (Unesa) 2014-2015, Riko Ariwijaya. Dia menilai, salah satu softskill yang harus dimiliki adalah kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dalam bahasa asing.
"Selain bidang ilmu yang kita tekuni saat ini, kita tidak boleh lupa untuk mengedapankan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa asing. Salah satunya adalah bahasa Inggris," ujar Riko, seperti dilansir situs Unesa, Kamis (15/5/2014).
Mantan Ketua BEM Fakultas Ekonomi (FE) 2013 itu menambahkan, kemampuan berkomunikasi dan berbahasa asing dibutuhkan karena saat tenaga kerja asing bebas keluar masuk antarnegara. Sehingga bahasa asing terutama bahasa Inggris sangat dibutuhkan untuk bisa berkomunikasi di negara yang ditempati ataupun dengan tenaga kerja asing tersebut.
"Saat tenaga kerja asing bebas keluar masuk negara, jelas kemampuan bahasa asing dibutuhkan untuk bisa berkomunikasi dengannya," imbuh mahasiswa jurusan Manajemen angkatan 2011 itu.
Menurut Riko, dalam lingkup universitas, tanggung jawab menghadapi MEA 2015 tidak hanya dibebankan pada Fakultas Ekonomi saja. MEA, lanjutnya, adalah tanggung jawab bersama.
"Bagaimana caranya, petinggi universitas dan lulusan bisa mengantisipasi mulai sekarang untuk menghadapi persaingan pasar bebas itu baik dalam skill bidang masing-masing maupun softskill-nya. Ini bukan masalah Fakultas Ekonomi saja, ini adalah masalah Unesa pada umumnya," tutur Riko. (rfa)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.