SEOUL - Kapal feri Sewol sempat menunjukkan tanda-tanda tidak stabil sebelum adanya bencana pada 16 April lalu. Kapal ini bahkan diragukan kelayakannya untuk beroperasional. Demikian disampaikan kapten reguler kapal tersebut.
Kapten tersebut menyampaikan, kapal Sewol telah menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan berulang kali sebelum terjadinya bencana tersebut. Demikian seperti dilansir dari AFP, Rabu (30/4/2014).
Jaksa Senior Yang Jong-jin menyampaikan, peringatan mengenai kelayakan kapal feri Korea Selatan tersebut bahkan diabaikan. AFP melaporkan bahwa kapten reguler yang tidak bertugas di hari kapal itu tenggelam, berulang kali telah memperingatkan pemilik feri adanya masalah stabilitas serius.
Jumlah korban tewas hingga saat ini telah tercatat sebanyak 210 jiwa, ada 92 orang yang masih hilang dan diduga tewas. Sementara 15 anggota awak yang membantu menavigasi kapal telah ditahan, mereka dituduh lalai dan gagal untuk membantu penumpang.
Setelah terjadi bencana, di hari berikutnya, Kim Han-sik, CEO kapal feri Sewol yang berusia 71 tahun itu meminta maaf sembari menangis atas "tragedi mengerikan" yang muncul. DIrinya bersedia bertanggung jawab bersama dengan rekan seniornya karena "dosa besar" itu.
Sebanyak 476 orang berada di atas kapal Sewol yang memiliki berat 6.825 ton, sebagian besar dari mereka adalah siswa SMA, di mana kapal terlihat mulai miring dan akhirnya terbalik. Kapal buatan Jepang ini memiliki dek tambahan yang ditambahkan ke tingkat atasnya, dan peneliti bertanya-tanya apakah ini penyebab keseimbangan kapal menjadi terpengaruh.
Seperti diketahui, cuaca buruk terus menghambat upaya untuk mencari lebih dari 90 mayat yang diyakini masih berada di dalam kapal yang tenggelam. Para penyelamat berjuang untuk mencari lebih dari 90 mayat yang masih terjebak di lambung kapal yang tenggelam itu. (ade)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda. 
