Pages

Rabu, 30 April 2014

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage 
Grow your customer base.

Start a lead gen campaign on LaunchBit and cost-effectively grow your company today!
From our sponsors
Karena Cantik, Sempat Dipandang Sebelah Mata saat Jadi Jurnalis
Apr 30th 2014, 13:11

Andini Effendi, presenter Metro TV yang menjadi salah satu pembicara. (Foto: dok wajahfemina)Andini Effendi, presenter Metro TV yang menjadi salah satu pembicara. (Foto: dok wajahfemina) JAKARTA - Paras cantik ternyata bukan jaminan bagi seorang wanita untuk sukses dalam profesi yang digeluti. Andini Effendi, misalnya. News Anchor Metro TV itu justru dipandang sebelah mata karena wajah cantiknya.

Memasuki dunia jurnalistik memang menjadi cita-cita Andini sejak SMA. Jebolan Master Hubungan Internasional New York University itu mengaku, reporter CNN Paula Zan menjadi inspirasi terbesarnya untuk menekuni dunia jurnalistik.

"Ketika SMA, saya lihat reporter CNN Paula Zan di TV sedang melaporkan berita. Saat itu saya langsung bercita-cita ingin jadi seperti dia. Padahal tidak tahu dia siapa yang penting mau jadi seperti dia," ujar Andini, belum lama ini.

Namun, sebelum bergabung dengan Metro TV, Andini sempat mengukuti dunia modeling. Ternyata, hal itu justru membuat Andini harus bekerja lebih gigih dalam membuktikan kemampuannya dalam membawakan berita.

"Saya datang dari dunia model baru join ke Metro TV. Ini jadi tantangan bagi saya. Bagaimana membuktikan diri bahwa saya bukan hanya punya modal tampang tapi juga mampu dalam membawakan berita. Apalagi sebagaai penyiar TV, kami dinilai saat itu juga. Maka, jurnalis wanita bisa memanfaatkan pesona namun dipadu dengan passion," tuturnya.

Usaha Andini pun berbuah manis. Pihak redaksi yakin atas kinerja yang dia miliki bukan hanya mengandalkan tampilan fisik. Hal itu terbukti dari sejumlah tugas peliputan penting yang ditujukan baginya. Mulai dari perang sipil Thailand pada 2009, Inagurasi Obama pada 2012, serta laporan bom Boston pada 2013.

Menjadi jurnalis wanita yang kerap meliput daerah konflik ternyata tidak membuat Andini gentar. Dia justru merasa tertantang untuk memberikan hasil terbaik dalam setiap tugas peliputan itu. Apalagi, lanjutnya, banyak pengalaman menarik yang ditemukan ketika meliput daerah konflik.

Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Andini selama menjadi jurnalis wanita ialah saat meliput perang Libya. Saat itu merupakan kali pertama baginya untuk melihat secara langsung bagaimana sebuah bom meledak.

"Dari yang ketakutan karena suara bom, sampai akhirnya saya terbiasa dan saya bawa tidur. Bahkan pernah ketika saya sedang mewawancarai salah satu pihak pemerintah, saya minta izin lima menit untuk melaporkan secara live sebuah bom yang tengah meledak. Padahal kalau dipikirkan sekarang, itu sangat berbahaya," kata Andini sambil tertawa.

Menurut Andini, salah satu kompetensi yang harus dimiliki para calon jurnalis adalah rasa ingin tahu akan sesuatu yang tidak terbatas. Dia menambahkan, pengalaman menjadi seorang jurnalis tidak dapat dibeli dengan uang atau ditukar dengan apapun.

"Karakter yang dibutuhkan ialah terus memiliki rasa penasaran akan sesuatu. Itu kompetensi nomor satu yang dibutuhkan oleh calon wartawan. Teman saya bilang, jurnalis jadi saksi dari sejarah. Itu paling terhormat. Saya alami sendiri menyaksikan sejarah di depan kita," tutupnya. (ade)

Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions