BOYOLALI - Suara Dentuman Gunung Merapi yang memicu kenaikan status Gunung Merapi dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II) ternyata membawa trauma tersendiri bagi anak-anak di lereng merapi, tepatnya di Desa Jemowo, Selo, Boyolali,Jawa Tengah.
Kepala Desa Jemowo, Untung Widodo, mengatakan, saat terdengar dentuman dari arah puncak Merapi membuat warga terus waspada. Jika terdengar gemuruh keras, warga memilih keluar rumah dan melihat ke arah puncak Gunung Merapi.
"Tapi tidak dengan anak-anak, mereka justru ketakutan karena trauma dan meminta ke orangtuannya untuk cepat-cepat mengungsi," kata Untung Widodo kepada Okezone di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (30/4/2014).
Dia menjelaskan, rasa trauma yang terjadi pada anak-anak tersebut terjadi karena erupsi 2010 lalu. Saat erupsi tersebut, banyak warga yang berteriak dan berlari keluar rumah menuju lokasi yang paling aman, sehingga membekas di dalam benak anak-anak lereng Merapi.
"Meskipun begitu, aktivitas sekolah tetap berjalan seperti biasa saja. Tidak ada yang dihentikan (aktivitas), semua berjalan normal," jelasnya.
"Entah karena kepercayaan ya, kalau dilihat dari rekahannya. Kalau erupsi itu terjadi, abunya ke arah tenggara atau pastinya ke arah Kemalang Klaten. Di sini itu warga mempercayainya, saat ini angin bertiup sebaliknya tapi kalau sudah diinstruksikan mengungsi, kita akan taat dan mengungsi," paparnya.
(kem)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.