Pages

Rabu, 30 April 2014

Berita Politik, Hukum, Dunia - Indonesia News Today
Liputan6.com Indonesia News Today, menyajikan kabar berita terkini indonesia dan dunia internasional meliputi berita politik hingga hukum dan kriminal 
Take the Style Quiz

Join JustFab and get one pair of extraordinary shoes or bag every month, handpicked for you by our fashion experts.
From our sponsors
Agar Korban Asusila Tanda Tangani BAP, Polri Turunkan Propam
Apr 30th 2014, 12:31, by Edward Panggabean

Liputan6.com, Jakarta - Polri akan menurunkan tim Divisi Propam dan Pengawasan Penyidikan (Wasidik) ke Polres Lima Puluh Kuto, Sumatera Barat. Menyusul dugaan pemaksaan penandatanganan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP), kepada korban kejahatan seksual berinisial NPD (15) oleh penyidik Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).

"Iya, banyak sekali SMS (layanan pesan singkat) yang masuk ke saya dan kapolri tentang kasus ini. Kami kembali menurunkan tim pengawas penyelidikan (Wasidik) ke lapangan," kata Kabareskrim Komjen Suhardi Alius di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Suhardi menjelaskan, Wasidik ini diturunkan guna memastikan secara langsung alasan korban menolak menandatangani BAP itu. Bahkan, kobran dikabarkan histeris hingga akhirnya pingsan setelah membaca berulang-ulang BAP tersebut.

"Wasidik menurunkan tim lagi untuk menangani kasus ini, kita cek lagi. Agar tidak ada lagi pandangan yang mengatakan kita tidak profesional dalam menangani perkara ini," tegasnya.

Suhardi menegaskan, jajaran polisi yang menangani kasus telah diberikan arahan sesuai Standar Operasional Prosedural (SOP) yang berlaku. Tentunya Polri akan menjalankan tugasnya sesuai fakta yuridis di lapangan.

"Penambahan tersangka atau perkembangan kasus, pastinya kita tetap bertuju pada fakta yuridis. Jadi tidak bisa asal-asalan. Saya katakan kita tetap hati-hati dan kita tetap pantau ini," ungkap mantan Kapolda Jawa Barat itu.

Menurut Suhardi, pihaknya juga akan menurunkan polwan setiap penyidikan dan menurunkan tim psikologi untuk mendampingi korban. "Kan ada polwannya, kalau perlu pendamping tim psikologi untuk korbannya juga kami siapkan. Itu prosedur kami," ujarnya.

Pada Senin 28 April lalu, NPD yang merupakan siswi madrasah tsanawiyah itu, bersama orang tuanya sempat menolak menandatangani BAP. Ia membaca BAP berulang-ulang ketika menjalani pemeriksaan penyidik PPA Polresta Lima Puluh Kuto, Sumbar.

Salah satu pendamping NPD dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Padang Nora Fitriawati mengatakan, NPD sempat histeris dan kabur dari ruang penyidik. Bahkan, NPD sempat pingsan saat penyidik menunjukkan barang bukti atas kejadian yang dialaminya.

Kejadian yang dialami NPD berawal saat ia pergi dari rumah pada 18 April 2014. Setelah 4 hari kemudian atau tepatnya pada 22 April 2014, NPD ditemukan. Diduga NPD diculik dan diperkosa 10 pemuda di Kenagarian, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kuto, Padang. Ia sempat dirawat di RS Jiwa DR Samin, Padang.

Dalam kasus ini polisi baru menetapkan satu orang sebagai tersangka. (Yus)

(Rochmanuddin)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions