Wall Street (Foto:Reuters) NEW YORK - Indeks saham di Wall Street luluh lantak akibat kecemasan ketegangan politik di Irak.
Pola saham di Wall Street pekan ini berbanding terbalik dengan perdagangan pekan lalu.
Pelaku pasar langsung mengamankan portofolio mereka dalam skala yang besar guna menghindari kerugian. Gelombang aksi jual pun tidak terhindarkan. Pasalnya pada pekan lalu Wall Street bergerak rally, sehingga momentum tersebut dimanfaatkan juga sebagai aksi ambil untung.
Berdasarkan Reuters Rabu (25/6/2014), penutupan perdagangan Selasa 24 Juni waktu setempat tercatat Dow Jones jatuh 119,13 poin atau 0,70 persen ke 16.818,13. Indeks S&P terkoreksi 12,63 poin atau 0,64 persen ke 1.950,01. Untuk indeks Nasdaq, turun 18,32 poin atau 0,42 persen ke posisi 4.350,36.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kejatuhan Indeks Dow Jones. Dari sisi eksternal, pelaku pasar memperhatikan gejolak politik di Irak akibat pergerakan militan Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) yang belakangan ini semakin agresif. Menurut Bloomberg, korban jiwa yang mencapai 50 orang menjadi indikator panasnya situasi di Irak. Pelaku pasar memperkirakan konflik tersebut akan mempengaruhi harga minyak mentah dunia.
"Kami masih menunggu kepastian di Irak, meski upaya stabilisasi terus dilakukan," ujar Principal and Head Equity Trader William Capital Group LP, Stephen Carl, seperti dikutip Bloomberg.
Di sisi lain, pelaku pasar masih mengantisipasi faktor fundamental yakni data ekonomi Amerika Serikat. Diyakini dari sisi moneter Bank Sentral Amerika mekhawatirkan pullback dalam jangka pendek.
Sementara itu saham yang mengalami kejatuhan cukup dalam adalah emiten migas, antara lain ExxonMobile Corp, turun 1,6 persen dan Pioneer Natural Resources Co anjlok 4,8 persen. (rhs)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.